www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Tak Sekadar Hanya Shalat
Sabtu, 03 Mei 2025 - 10:16:33 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Shalat yang kita lakukan akan berpahala jika diterima di sisi Allah SWT. Untuk itu, syarat dan rukun shalat harus kita penuhi sehingga menjadi shalat yang bernilai.

Sebagai ibadah yang merupakan tiang agama, shalat memiliki ruh yang harus kita hadirkan, yaitu khusyuk. Terkait hal tersebut, Allah SWT berfirman, “Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS al-Mukminun [23]: 1-2).

Dengan menghadirkan kekhusyukan, maka kita akan merasakan nikmatnya shalat. Sebaliknya, tanpa kekhusyukan, maka kita akan merasakan kebosanan dan kemalasan sehingga merasa sangat berat untuk melakukan shalat.

Salah satu usaha agar kita bisa khusyuk adalah memahami makna atau arti bacaan dalam shalat, dari "takbiratul ihram" hingga "salam".

Tumakninah atau ketenangan juga dibutuhkan, yaitu ketenangan saat melakukan gerakan-gerakan shalat. Ketenangan inilah yang akan tetap kita rasakan bahkan saat kita selesai shalat.

Di samping kekhusyukan, kita juga harus menyertai shalat dengan keikhlasan, yaitu menghaturkan ibadah kita semata-mata hanya pada Allah SWT dan hanya mengharap balasan atau penilaian dari-Nya.

Secara bahasa, kata "ikhlas" berasal dari kata "akhlasha" yang artinya memurnikan. Maksudnya adalah memurnikan ibadah dari sifat riya dan syirik.

Bahkan, keikhlasan adalah syarat diterimanya sebuah amal ibadah, sebagaimana firman Allah SWT, “Mereka tidak diperintah kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istiqamah), melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus.” (QS al-Bayyinah [98]: 5).

Orang yang melakukan shalat dengan ikhlas, maka ia tidak peduli dengan penilaian orang lain. Tujuan utamanya adalah keridhaan dan pahala dari Allah SWT.

Itulah motivasi terbesar yang akan mengalahkan motivasi lainnya yang sifatnya duniawi. Pujian manusia tidak akan membuatnya berbangga hati. Begitu juga cacian mereka tidak menjadikannya malas beribadah.

Selanjutnya, agar shalat diterima di sisi Allah SWT, kita harus membebaskannya dari sifat ujub (bangga). Sifat bangga ini akan membinasakan seseorang, karena ia sudah merasa paling baik dan merendahkan ibadah shalat orang lain.

Padahal seharusnya ia melakukan introspeksi, bertanya pada diri sendiri tentang kualitas ibadahnya. Bukan malah sibuk menilai ibadah orang lain dan merendahkannya.(rep)


Sumber: Riaupos.com




 
Berita Lainnya :
  • Ubah Sampah Jadi Energi, Gubri Targetkan Riau Miliki Fasilitas PSEL Modern
  • LAN Kuansing Dukung Polda Riau Tertibkan PETI: Jaga Lingkungan dan Ketertiban Sosial
  • Lagi! KMP Swarna Putri Alami Kerusakan, Penyeberangan Bengkalis Lumpuh Total
  • Dari Meranti untuk Nusantara, KSMI Siap Bangun Generasi Muda Pecinta Sepakbola Mini
  • Dorong Hidup Sehat, Wabup Rohul Syafaruddin Ikut Senam dan Cek Kesehatan Bersama Warga
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers