www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Pemerintah AS Dikabarkan Tengah Susun Rencana untuk Pindahkan Warga Palestina ke Libya
Sabtu, 17 Mei 2025 - 10:55:35 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)   - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah menyusun rencana untuk memindahkan secara permanen sekitar satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke Libya.

Laporan ini pertama kali diberitakan oleh NBC News, yang mengutip lima sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Menurut dua sumber yang mengetahui langsung pembicaraan ini, serta seorang mantan pejabat AS, rencana ini sedang dipertimbangkan dengan serius hingga pemerintah AS mulai berdiskusi dengan pihak Libya.

"Sebagai imbalannya, AS kemungkinan akan mencairkan dana miliaran Dolar milik Libya yang telah dibekukan selama lebih dari 10 tahun," kata sumber.

Namun, hingga kini belum ada kesepakatan yang dicapai, dan Israel dilaporkan terus mendapatkan informasi terbaru terkait rencana ini.

Pihak Departemen Luar Negeri AS dan Dewan Keamanan Nasional membantah laporan ini. Mereka menyebut bahwa situasi di lapangan tidak memungkinkan untuk menjalankan rencana tersebut.

"Rencana seperti itu tidak pernah dibahas dan tidak masuk akal," kata juru bicara pemerintah.

Sementara itu, pejabat senior Hamas, Basem Naim, mengatakan pihaknya tidak tahu-menahu soal rencana pemindahan warga Palestina ke Libya.

“Warga Palestina sangat terikat dengan tanah air mereka. Mereka siap berjuang sampai akhir demi mempertahankan tanah, keluarga, dan masa depan anak-anak mereka,” ujar Naim.

Ia menegaskan bahwa hanya rakyat Palestina sendiri yang berhak menentukan nasib mereka, termasuk keputusan apa pun yang menyangkut Gaza dan warganya.

Di sisi lain, kondisi Libya saat ini belum stabil. Negara ini dilanda konflik sejak tahun 2011 setelah jatuhnya diktator Muammar Khadafi.

Saat ini, negara tersebut dipimpin oleh dua pemerintahan yang bersaing: satu di bagian barat dipimpin oleh Abdul Hamid Dbeibah, dan satu lagi di timur oleh Khalifa Haftar. Keduanya masih berebut kekuasaan.

Karena situasi keamanan yang berbahaya, Departemen Luar Negeri AS telah menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Libya. Risiko yang dihadapi termasuk kejahatan, terorisme, ranjau darat, kerusuhan sipil, penculikan, hingga konflik bersenjata..(rml)

Sumber: Riaupos.com




 
Berita Lainnya :
  • BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau Hari Ini
  • Langgar Jam Jualan, Pasar Tumpah Pekanbaru Bakal Ditertibkan
  • 9.800 Siswa SD di Rohul Bakal Terima Seragam Gratis Desember Ini
  • Tagihan Rp60 Triliun, Pemerintah Buru Pengemplang Pajak Besar Hingga ke Luar Negeri
  • Aset Mewah Harvey–Sandra Dilelang Negara, Kejagung: Tak Ada Lagi Hambatan Hukum
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai Bangun Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers