(BabadNews) - Harga emas global kembali naik selama tiga sesi berturut-turut pada hari Rabu (22/5/2025) waktu New York, Amerika Serikat (AS). Harga emas pun mencapai level tertingginya dalam satu minggu terakhir.

Kenaikan harga emas global ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang masih berlanjut.

Harga emas spot naik 0,7% menjadi US$ 3.312,77 per ounce. Sementara kontrak berjangka emas AS ditutup 0,9% lebih tinggi pada US$ 3.313,50. Penurunan dolar sebesar 0,6% terhadap mata uang lainnya membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri.

Investor juga mencermati perdebatan seputar rancangan undang-undang pemotongan pajak Presiden AS Donald Trump, yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya utang negara.

"Pasar berhenti di tengah-tengah antara level tertinggi dan terendah baru-baru ini, menunggu sinyal lebih banyak kesepakatan perdagangan dan tarif," ungkap Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures dilansir dari Reuters, Kamis (22/5/2025).

Meskipun terjadi deeskalasi sementara dalam perang dagang AS-Tiongkok, survei Reuters terhadap para ekonom menunjukkan prospek yang lemah untuk ekonomi AS. Ketegangan geopolitik juga berkontribusi pada daya tarik emas sebagai investasi yang aman.

Di sisi lain, berdasarkan data intelijen, CNN mengungkapkan Israel sedang bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, bahkan ketika pemerintahan Trump sedang dalam pembicaraan dengan Iran mengenai program pengayaan uraniumnya.

Emas yang dikenal sebagai investasi aman di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik, sebelumnya telah mencapai rekor tertinggi US$ 3.500,05 bulan lalu.

Ketika harga emas global menguat, perak naik 0,8% menjadi US$ 33,32 per ounce. Platinum naik 1,4% menjadi US$ 1.068,16 setelah mencapai level tertinggi sejak Mei 2024. Paladium juga naik 0,8% menjadi US$ 1.021,40, yang merupakan puncaknya dalam lebih dari enam bulan.
Sumber:Cakaplah.com