www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Benarkah Penyakit Jantung pada Wanita Lebih Mematikan?
Senin, 09 Juni 2025 - 11:43:24 WIB
TERKAIT:
   
 

JAKARTA (BabadNews) — Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu pada wanita. Women’s Heart Foundation mencatat, penyakit jantung koroner mengakibatkan kematian lebih dari tinggi pada perempuan yakni mencapai 42 persen, dibandingkan laki-laki yang hanya 24 persen.

Dokter spesialis jantung dr Dmitry Yaranov MD mengatajan hingga kini masih banyak perempuan yang tidak mengenali gejalanya. Karenanya agar bisa melindungi kesehatan jantung dan tidak terlambat ditangani, penting bagi perempuan untuk mengetahui gejalanya.

Yaranov kemudian membagikan delapan fakta penting yang harus diketahui setiap wanita tentang melindungi jantung. Berikut rinciannya seperti dilansir laman Hindustan Times, Senin (8/6/2025):

1. Penyakit jantung pembunuh utama

Yaranov mengatakan, banyak wanita yang merasa penyakit jantung bukanlah ancaman mematikan. Padahal faktanya, jantung merupakan penyebab utama kematian pada wanita. “Banyak yang masih percaya bahwa penyakit jantung adalah penyakit pria. Sudah waktunya untuk mematahkan mitos itu,” kata dia.

2. Gejalanya unik

Menurut Yaranov, gejala serangan jantung pada wanita sering kali berbeda dari nyeri dada klasik. Wanita mungkin mengalami mual, kelelahan, pusing, atau sesak napas, yang menyebabkan kesalahan diagnosis.

3. Serangan jantung lebih mematikan bagi wanita

Wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal dalam tahun pertama setelah serangan jantung, sebagian karena gejalanya sering terlewatkan atau tidak diobati.

4. Penyumbatan arteri terjadi dengan cara berbeda pada wanita

Penumpukan plak di arteri wanita terjadi secara berbeda dibanding pria. Tes-tes jantung standar pun didasarkan pada pola penyakit pria, sehingga sering kali tidak akurat bagi wanita.

5. Stres dan kesehatan emosional jadi faktor risiko

Bagi perempuan, kecemasan dan depresi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun sayangnya, menurut Yaranov, hal ini sering kali tidak diperhitungkan dalam evaluasi kesehatan jantung.

6. Risiko meningkat tajam setelah menopause

Penurunan hormon estrogen menghilangkan lapisan perlindungan alami bagi jangung. Hal ini kemudian meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan serangan jantung.

7. Perawatan minim

Menurut Yaranov, wanita lebih jarang mendapat pengobatan yang menyelamatkan nyawa. Mulai dari pemberian obat, pemasangan stent, hingga CPR, wanita jarang menerima perawatannya dibanding pria. Padanal kebutuhan mereka sama besar.

8. Penyakit jantung dapat dicegah

Kabar baiknya, sebagian besar penyakit jantung bisa dicegah. Gaya hidup sehat untuk jantung, pemeriksaan rutin, dan memperhatikan gejala dan sinyal tubuh dapat menyelamatkan nyawa.

Sumber: Riaumandiri.com




 
Berita Lainnya :
  • Puntung Rokok Picu Kebakaran, Warga Asal Sumut Ditangkap di Rokan Hilir
  • Prabowo Soroti Judi Online di Forum APEC: “Indonesia Rugi 8 Miliar Dolar per Tahun”
  • Rian D’Masiv Jadi Kejutan Pembukaan MTQ Pekanbaru 2025
  • Tujuh Rakit Penambang Emas Ilegal Diamankan di Sungai Setingkat Kampar
  • Supir Antre Sejak Sabtu, Penyeberangan Bengkalis Lumpuh Akibat Kapal Rusak
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai Bangun Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers