Waspada Ketika Allah SWT akan Benar-Benar Melupakan Hamba-Nya, Bagaimana Bisa?
Sabtu, 14 Juni 2025 - 14:13:14 WIB
(BabadNews) - Ibnu al-Qayyim menyatakan dalam kitabnya al-Jawab al-Kafi Liman Sa’ala ‘an ad-Dawa’ asy-Syafi, dosa membuat hamba lupa diri.
Ibnu al-Qayyim menjelaskan sebagai hukumannya jika seorang hamba melupakan dirinya sendiri, maka dia akan melalaikan, merusak, dan membinasakan dirinya sendiri.
Muncul pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hamba melupakan dirinya sendiri, dan jika dia melupakan dirinya sendiri, apakah arti melupakan dirinya sendiri?
Ibnu al-Qayyim menerangkan, ketika seseorang menenggalamkan diri dalam maksiat dan melupakan dirinya sendiri, maka itulah kelupaan yang besar. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”
“Ketika mereka melupakan Tuhan Yang Mahakuasa, Dia melupakan mereka dan diri mereka sendiri,” kata Ibnu al-Qayyim. Allah SWT berfirman:
“Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.” (QS at-Taubah: 67)
Mereka yang menenggelamkan dirinya sendiri, kata Ibnu Al-Qayyim, Allah SWT akan menghukumnnya dengan dua hukuman yaitu hukuman berupa Dia akan melupakannya dan hamba tersebut akan melupakan dirinya sendiri.
Yang dimaksud dengan Allah SWT melupakannya adalah dengan mengabaikan-Nya, meninggalkan-Nya, dan menyia-nyiakan-Nya, sehingga kebinasaan baginya lebih rendah daripada tangan ke mulut.
Sedangkan yang dimaksud melupakan dirinya sendiri adalah melupakan semua itu, dia tidak menghadirkannya dalam benaknya, tidak mengingatnya, tidak mengarahkan perhatiannya kepadanya, dan tidak menginginkannya, karena semua itu tidak akan terlintas dalam benaknya kecuali jika dia berniat dan menyukainya.
Hal itu juga membuatnya lupa akan cacat, kekurangan, dan kelemahannya, sehingga dia tidak berpikir untuk menghilangkannya.
Dia melupakan penyakit dan rasa sakit hati beserta jiwanya. Hatinya tidak berpikir untuk mengobatinya, atau berusaha untuk menghilangkan penyakit yang menyebabkan kerusakan dan kebinasaan, karena dia menderita penyakit tersebut. Ini adalah salah satu hukuman publik dan pribadi yang paling besar.
Hukuman apa yang lebih besar daripada hukuman orang yang lalai dan melalaikan dirinya sendiri, serta melupakan kepentingannya, penyakitnya, obatnya, dan sebab-sebab kebahagiaannya, keberhasilannya, kesalehannya, dan kehidupan kekal dalam kebahagiaan yang kekal?
Barangsiapa yang merenungkan pembahasan ini akan menyadari bahwa sebagian besar dari makhluk ini telah melupakan kebenaran tentang diri mereka sendiri, telah kehilangan jiwa mereka, telah menyia-nyiakan mereka, telah kehilangan harta mereka dari Allah SWT.
Mereka telah menjualnya dengan harga murah, tetapi hal ini akan terlihat jelas bagi mereka pada saat kematian, dan ini akan menjadi jelas sepenuhnya pada hari fitnah, ketika akan diungkapkan kepada seorang hamba bahwa dia telah ditipu dalam kontrak yang dia buat untuk dirinya sendiri di dunia dan perdagangan yang dia lakukan untuk kembalinya.(rep)
Sumber: Radarpekanbaru.com
Komentar Anda :