Sebelum Serang Iran, Israel Diam-Diam Dikirimi Ratusan Rudal oleh AS
Sabtu, 14 Juni 2025 - 14:57:30 WIB
JAKARTA (BabadNews) — Militer Amerika Serikat diam-diam mengirimkan ratusan rudal Hellfire ke Israel sebelum serangan yang menargetkan Iran pada Jumat (13/6/2025) lalu, lapor Middle East Eye.
AS mengirim sekitar 300 rudal Hellfire ke Israel pada Selasa yang terbilang merupakan jumlah skala besar. Pengiriman rudal tersebut bahkan terjadi saat pemerintahan Trump mengatakan siap untuk terus melibatkan Iran dalam perundingan nuklir.
Pengalihan sejumlah besar rudal Hellfire tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Trump mendapat informasi yang baik tentang rencana Israel untuk menyerang Republik Islam Iran dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dua pejabat AS mengatakan kepada MEE dengan syarat anonimitas.
Pengiriman rudal Hellfire atau sejumlah besar senjata lainnya oleh AS menjelang serangan Israel pada Jumat belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Hellfire adalah rudal 'udara-ke-darat' berpemandu laser. Rudal ini tidak akan berguna bagi Israel untuk mengebom fasilitas nuklir Iran, tetapi untuk serangan presisi.
Militer Israel menggunakan lebih dari 100 pesawat dalam serangannya pada Jumat lalu. Mereka menggunakan pelacakan presisi untuk menargetkan pejabat militer senior, ilmuwan nuklir, dan pusat komando.
"Ada waktu dan tempat untuk Hellfire. Rudal ini berguna bagi Israel," kata seorang pejabat senior pertahanan AS kepada MEE.
Israel membunuh sejumlah pejabat senior Iran dan ilmuwan nuklir pada Jumat. Beberapa pejabat militer yang gugur termasuk: kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami; Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, kepala staf angkatan bersenjata Iran; dan Ali Shamkhani, seorang pembantu dekat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
MEE mengungkapkan awal bulan ini bahwa CIA diberi pengarahan pada April dan Mei tentang rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Iran secara sepihak. Analisis Sistem Target Israel dan rencana pertempuran untuk serangan siber yang dikombinasikan dengan serangan presisi tanpa keterlibatan langsung AS, memberikan kesan kepada pemerintahan.
Namun, perilaku Trump dalam beberapa bulan terakhir memberi pengamat, dan kemungkinan juga pihak Iran, kesan bahwa ia akan terus menolak lobi terbuka Netanyahu untuk melakukan serangan.
Axios melaporkan pada Jumat, mengutip dua pejabat Israel, bahwa pemerintahan Trump hanya "berpura-pura" menolak rencana serangan Israel, tetapi secara pribadi tidak menolaknya.
Sejak itu, Trump membingkai pendekatannya dengan mengatakan bahwa ia memberi Iran waktu 60 hari untuk menyetujui perjanjian nuklir baru dengan pemerintahannya sebelum melancarkan serangan. Media Israel melaporkan batas waktu 60 hari tersebut pada Maret 2025.
Pemerintahan Trump memulai perundingan dengan Iran pada 12 April 2025, dan serangan Israel terjadi tepat 61 hari kemudian.
Perundingan dalam beberapa pekan terakhir menemui jalan buntu karena desakan AS agar Iran setuju untuk tidak memperkaya uranium apa pun. Sementara itu, Teheran mengatakan, pihaknya mempertahankan haknya untuk pengayaan tingkat rendah merupakan garis merah.
Selama negosiasi, pemerintahan Trump terus memasok senjata dan persenjataan secara stabil ke Israel dalam beberapa bulan terakhir, dua pejabat AS mengatakan kepada MEE.
AS tidak perlu memberikan pemberitahuan publik tentang transfer tersebut karena sudah disetujui sebagai bagian dari kesepakatan senjata senilai $7,4 miliar yang mencakup bom, rudal, dan peralatan terkait yang telah diberitahukan kepada Kongres pada Februari 2025.
Sumber: Republika.co
Komentar Anda :