Sebuah Studi Ungkap Tato Berpotensi Picu Kanker Darah Jenis Limforma
Jumat, 20 Juni 2025 - 08:37:52 WIB
PEKANBARU (BabadNews) - Jika kamu sedang berencana membuat tato, ada baiknya mempertimbangkan risiko kesehatan di baliknya. Sebuah studi dari Swedia mengungkap bahwa orang yang memiliki tato berpotensi lebih tinggi terkena kanker darah jenis limfoma.
Penelitian dari Universitas Lund menemukan bahwa pemilik tato memiliki risiko 21% lebih tinggi terkena limfoma dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki tato. Temuan ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama karena tato selama ini lebih sering dikaitkan dengan seni dan ekspresi diri, bukan risiko kesehatan.
Limfoma adalah kanker yang menyerang sel darah putih, komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika tinta tato disuntikkan ke dalam kulit, tubuh menganggapnya sebagai zat asing. Ini memicu reaksi imun, menyebabkan peradangan tingkat rendah yang bisa berlangsung lama. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko mutasi sel yang memicu kanker.
“Dari berbagai warna tinta, merah dianggap paling berbahaya. Tinta merah sering mengandung bahan kimia seperti kadmium, merkuri, atau besi oksida, yang telah dikaitkan dengan kanker kulit dan iritasi parah. Meski begitu, bukan berarti tidak bisa digunakan sama sekali. Para ahli menyarankan memilih tinta merah berbahan dasar naphthol, yang dianggap lebih aman,” tulis Dailymail, Kamis (19/6/2025).
Studi ini melibatkan 1.400 pasien limfoma berusia 20-60 tahun dan 4.193 orang sebagai kelompok pembanding. Dari kelompok pasien, 21 persen memiliki tato, sementara dari kelompok pembanding hanya 18 persen. Setelah memperhitungkan faktor lain seperti usia dan kebiasaan merokok, peneliti menyimpulkan bahwa tato memang terkait dengan peningkatan risiko limfoma.
Menariknya, risiko tersebut tidak dipengaruhi oleh ukuran tato. Baik besar maupun kecil, efeknya terhadap peradangan di dalam tubuh relatif sama. “Kami awalnya menduga ukuran tato berpengaruh, tapi ternyata tidak,” kata Christel Nielsen, peneliti utama dari studi ini.
Limfoma terbagi menjadi dua jenis utama: Hodgkin dan non-Hodgkin. Di Inggris, limfoma Hodgkin menyerang sekitar 2.000 orang per tahun, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 89%. Sementara non-Hodgkin lebih umum, dengan 14.000 kasus per tahun dan peluang hidup lima tahun sekitar 83 persen jika terdeteksi dini.
Limfoma terjadi ketika sel darah putih bermutasi dan tumbuh tanpa terkendali, biasanya menumpuk di kelenjar getah bening seperti leher, ketiak, atau perut. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi faktor risiko termasuk infeksi virus, sistem imun lemah, dan kondisi autoimun.
Meski belum ada larangan resmi, hasil studi ini mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan soal tato. Bukan hanya soal desain atau tempat tubuh yang akan dihias, tetapi juga keamanan jenis tinta yang digunakan.
Ke depan, para ilmuwan masih akan meneliti apakah tato juga berhubungan dengan jenis kanker lainnya. Sambil menunggu hasil lebih lanjut, penting bagi siapa pun yang ingin bertato untuk mencari informasi lengkap dan berkonsultasi dengan ahli yang terpercaya.
Sumber: Cakaplah.com
Komentar Anda :