Cinta kepada Rasulullah adalah Syarat Cinta kepada Allah
Rabu, 25 Juni 2025 - 11:05:06 WIB
(BabadNews) - Nabi Muhammad SAW adalah panutan bagi umat manusia dalam segala hal. Setiap peran yang Rasulullah SAW jalankan---baik sebagai pemimpin masyarakat, panglima pertempuran, suami, ayah, pedagang, dan lain-lain---menjadi contoh paripurna. Khususnya mereka yang ingin sukses dalam menjalankan kepemimpinan, seyogianya meniru beliau.
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS al-Ahzab ayat 21).
Oleh karena itu, setiap orang yang berharap mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah SWT harus juga mencintai Rasulullah SAW.
Sebab, mustahil bagi seseorang yang mengharap cinta Allah justru tak mengenal, tak mencintai, serta tak mengikuti Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman:
Artinya: "Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara mereka" (QS an-Nisa ayat 80).
Siapapun Muslimin tak mungkin mendapatkan cinta Allah SWT kecuali ia mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam segala aspek kehidupan.
Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tiga hal, barang siapa memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka" (HR Bukhari Muslim).
Para sahabat adalah orang-orang yang memiliki kecintaan yang sangat besar kepada Rasulullah SAW. Bahkan, Ja'far bin Abi Thalib yang syahid dalam medan jihad mengungkapkan bahwa tidak ada yang lebih indah selain wajah Nabi Muhammad SAW.
Para ulama, semisal mereka yang menyusun kitab maulid, menunjukkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW melalui gubahan-gubahan syair nan indah.
Misalnya, kitab Maulid al-Barzanji karya Syekh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim al-Habsyi. Kemudian, kitab Maulid Diba' karya Imam Wajihuddin Abdur Rahman, Maulid Burdah karya Imam al-Bushiri, dan Maulid adh-Dhiyaul Lami' karya Habib Umar bin Hafidz. Syair-syair yang ditampilkan dalam karya-karya itu meluapkan cinta kepada Rasulullah SAW dengan begitu indah.(rep)
Sumber: Radarpekanbaru.com
Komentar Anda :