www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Kisah Tragis di Balik Pencurian Kotak Amal, 4 Bocah Hidup Dirantai dan Kelaparan
Selasa, 15 Juli 2025 - 09:28:47 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, diguncang peristiwa memilukan, usai empat orang bocah laki-laki ditemukan dirantai dan kelaparan di dalam rumahnya.

Keempat anak berusia 6 hingga 14 tahun itu disekap dan disiksa,  dengan kaki dirantai dan dibiarkan kelaparan oleh seorang warga berinisial SP (65).

Terungkapnya kasus ini berawal saat salah satu korban mencoba mencuri kotak amal masjid, karena tidak tahan menahan lapar, pada Minu, 13 Juli 2025.

Kepala Desa (Kades) Mojo sekaligus pemilik rumah, Bagus Muhammad Muksin, menunkap bawa SP telah meninggalkan anak-anak itu sejak Sabtu, 12 Juli 2025 siang.

SP meninggalkan keempat anak itu tanpa memberikan makanan yang layak. Dalam rumah itu hanya tersisa singkong sebagai pengganjal perut.

Salah satu anak, MAF (11), berhasil melepaskan diri sekitar pukul 01.30 WIB karena rasa lapar yang hebat.

Ia kemudian berjalan menuju sebuah masjid di Desa Kacangan, Andong, dan mencoba mengambil kotak amal.

Tapi, aksinya dipergoki oleh warga setempat. Saat diinterogasi, pengakuan polos MAF membuka tabir penderitaan yang ia dan tiga anak lainnya alami.

“Jadi dia seperti bingung mau membuka kotak amalnya, ditanya mengapa ambil karena mau makan adiknya karena satu bulan enggak dikasih makan nasi tapi singkong. Ditanya dia tinggalnya di tempat pelaku,” kata Muksin, dikutip dari Suara.com, Senin, 14 Juli 2025.

Warga yang iba kemudian mengantar MAF kembali ke rumah yang ditunjuk dengan niat untuk menasihati pemilik rumah agar merawat anak-anak itu dengan baik.

Setibanya di lokasi, SP tidak berada di tempat. Namun, pemandangan yang mereka temukan sungguh mengejutkan.

Tiga anak lainnya, VMR (6), SAW (14), dan IAR (11), ditemukan dalam kondisi terikat rantai. VMR merupakan adik kandung MAF, keduanya berasal dari Kabupaten Batang.

Sementara SAW dan IAR adalah kakak beradik dari Kabupaten Semarang. Kondisi mereka sangat memprihatinkan.

“Jadi kondisinya dirantai, sudah satu bulan lebih tidur di luar tanpa alas, tanpa selimut. Kemudian saya rantai lepas, tapi saya juga lapor Polsek. Kemudian, kami pantau dan kami beri makan nasi dan telur, enggak ada tiga menit langsung habis,” ungkap Muksin.

Setelah perut mereka terisi, anak-anak itu mulai berani bercerita. Mereka mengaku takut dan memohon agar Kades tidak memberitahu SP tentang apa yang mereka katakan, karena khawatir akan dianiaya lebih parah lagi.

“Intinya mereka ngomong jangan bilang-bilang karena nanti dipukuli, dimarahi, dianiaya lah istilahnya. Anak-anak itu ketakutan, terus saya bilang kalau dianiaya suruh bilang ke saya, akhirnya mereka mengaku,” jelas Muksin.

Keempatnya mengaku sudah tidak tahan lagi dan ingin segera pulang ke daerah asal masing-masing

Muksin kemudian berinisiatif memanggil bidan desa untuk memeriksa kondisi fisik mereka pada Minggu pagi.

Hasilnya, ditemukan banyak luka memar di tubuh mereka yang diduga akibat pukulan benda tumpul dan tangan.

“Minggu pagi itu saya akhirnya meminta bidan untuk memeriksa keempat anak tersebut karena ada memar-memar di badan, mungkin dipukul dengan benda-benda dan tangan,” katanya.

SP akhirnya pulang pada Minggu siang dan langsung diamankan untuk dimintai pertanggungjawaban di Polsek Andong.

Keempat bocah malang tersebut kini berada di bawah perlindungan Polres Boyolali untuk proses visum dan penyelidikan lebih lanjut.

Dari keterangan yang didapat, anak-anak tersebut telah tinggal bersama SP dalam waktu yang berbeda.

Pasangan kakak-adik dari Batang sudah berada di sana selama dua tahun, sementara yang dari Semarang sudah satu tahun.

“Itu kondisinya rumah, katanya memang gonta-ganti. Saya tanya yang dari Batang sudah di sana dua tahun, yang dari Kabupaten Semarang satu tahun. Relasinya bukan keluarga atau siapa-siapa, bisa jadi modus untuk mencari akses bantuan. Yang dua yatim, yang dua lagi bukan,” tutur Muksin.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali, Sumarno, mengonfirmasi telah menerima laporan terkait kasus ini dan akan segera mengambil langkah penanganan.

“Sudah dapat laporan. Besok kami akan asesmen dan sementara anak akan kami bawa ke rumah aman. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dari asal anak,” kata dia.

Sumber: Riauonline.com




 
Berita Lainnya :
  • Antisipasi Musim Hujan, Polres Kuansing Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana
  • DPRD Pekanbaru Evaluasi Pengelolaan Parkir, PT Yabisa Setor Rp20 Juta per Hari
  • Solar Langka di Pekanbaru, Diduga Akibat Gangguan Distribusi Pertamina
  • MKD Putuskan Uya Kuya dan Adies Kadir Tak Bersalah, Sahroni dan Eko Patrio Disanksi
  • Gaji ASN Siak Belum Cair, Pemkab Sebut SIPD Kemendagri Sedang Maintenance
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers