Asap Pekat Akibat Karhutla di Wilayah Riau dan Sumbar Semakin Dirasakan Dampaknya Oleh Masyarakat
  Jumat, 25 Juli 2025 - 09:35:13 WIB
 
  
  
    
      
PEKANBARU (BabadNews)  - Asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan Sumatera Barat semakin dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Berbagai kalangan menyuarakan keprihatinan serta harapan kepada pemerintah agar segera mengambil langkah serius dalam menangani bencana tahunan ini.
Seperti disampaikan guru SMA Olahraga Negeri Pekanbaru, Resti Fadillah yang menyebut kabut asap akibat kebakaran telah mengganggu aktivitas belajar siswa, terutama yang sering beraktivitas di luar ruangan.
“Banyak siswa tidak menggunakan masker saat berangkat sekolah, dan itu sangat berisiko bagi sistem pernapasan mereka,” ujarnya, Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan bahwa dampak jangka panjang seperti ISPA dan radang paru-paru perlu diwaspadai, terutama bagi siswa yang setiap hari terpapar asap tanpa pelindung.
Resti juga menyoroti belum adanya kebijakan sekolah dalam mewajibkan masker, karena kabut asap dinilai masih belum mencapai tingkat berbahaya. Meski demikian, ia berharap pemerintah segera menanggulangi karhutla secara cepat dan menyeluruh, demi keberlangsungan pembelajaran yang aman dan sehat.
Sementara itu, dari sisi ekonomi, Rahmat, seorang pedagang, menilai pemerintah perlu lebih tegas dalam menindak para pelaku pembakaran lahan.
"Harus ada sanksi nyata, jangan cuma omongan. Ini merusak lingkungan dan berbahaya untuk manusia, apalagi anak kecil. Jangan sampai nantinya kabut asap ini akan mengganggu perekonomian juga. Kalau asap pekat tentu kita berjualan juga payah. Tolong tindak pelaku dengan tegas," tegasnya.
Adrian, Ketua RW 5 Jalan Sutomo juga turut bersuara. Ia meminta Basarnas dan instansi terkait untuk aktif memantau titik-titik api, terutama di musim panas yang rawan kebakaran.
“Kami ikut menjaga wilayah, memantau semak belukar, dan mengimbau warga untuk tidak membakar lahan,” ujarnya.
Dari sisi generasi muda, Queen, pelajar SMA, menyampaikan rasa kecewa atas dampak kebakaran yang juga melanda kawasan wisata seperti Lembah Harau.
"Sayang sekali. Tempat wisata juga terdampak. Harapannya pemerintah dan warga bisa saling tanggap agar kejadian serupa tidak terulang," katanya.
Kebakaran hutan di Riau bukan hanya berdampak pada kualitas udara, tetapi juga merusak aktivitas pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi lokal, dan lingkungan wisata. Pemerintah daerah dan pusat diharapkan segera menerapkan kebijakan tegas dan langkah pemulihan yang efektif, sebelum kabut asap kembali menjadi krisis tahunan yang lebih besar.
Sumber: Cakaplah.com
	
    
    
	
	
Komentar Anda :