www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Fenomena Mengejutkan Terjadi di Danau Toba, Ribuan Ikan Mati dan Air Danau Berubah Keruh
Rabu, 30 Juli 2025 - 10:14:33 WIB
TERKAIT:
   
 

SAMOSIR (BabadNews) – Fenomena mengejutkan terjadi di Danau Toba. Ribuan ikan ditemukan mati mengambang, sementara air danau berubah menjadi keruh. Kejadian ini terekam dalam video TikTok berdurasi 26 detik dan langsung viral sejak Jumat (25/7/2025).

Berbeda dari dugaan awal yang menyebut pencemaran atau limbah sebagai penyebab, peneliti BRIN justru mengungkap peristiwa alamiah sebagai pemicunya. “Bukan karena ikan mati membuat air keruh, tapi karena keruhnya air dan gas-gas beracun yang keluar dari dasar danau yang menyebabkan ikan-ikan itu tewas,” jelas peneliti BRIN, Dr. Ir. Lukman, M.Si., Selasa (29/7/2025).

Ia memaparkan, kawasan Pangururan tempat kejadian adalah wilayah tertutup dengan kedalaman sekitar 50 meter. Jika tidak ada banjir atau arus sungai yang masuk, maka keruhnya air sangat mungkin berasal dari dasar danau.

Fenomena ini disebut sebagai pembalikan massa air atau turnover, di mana air yang mengandung endapan bahan organik dan gas seperti hidrogen sulfida (H₂S), metana (CH₄), dan karbon dioksida (CO₂) terdorong ke permukaan akibat perubahan suhu atau tekanan. Kondisi tersebut mengakibatkan kadar oksigen turun drastis hingga nol (anoksik), menyebabkan ikan kehabisan napas dan mati.

“Kalau oksigen kurang dari 2 mg/L saja sudah kritis, apalagi kalau nol. Apalagi di daerah karamba, ikan tak bisa berpindah tempat,” ungkap Lukman.

Tak hanya menyebabkan kematian ikan secara massal, kondisi ini juga mempercepat proses eutrofikasi—peningkatan kesuburan air secara berlebihan akibat fosfor dari bahan organik. Akibatnya, terjadi pertumbuhan besar-besaran fitoplankton yang menyebabkan air menjadi lebih hijau dan kian keruh.

Lukman menekankan pentingnya pengendalian jumlah karamba dan pengaturan zonasi pemanfaatan danau. Ia menyoroti perlunya kebijakan tegas dan berbasis ekologi untuk melindungi danau dari kerusakan jangka panjang.

“Kita perlu membatasi aktivitas yang menekan daya dukung danau. Ini bukan sekadar perikanan, ini soal keberlanjutan,” katanya.

Fenomena ini menjadi alarm keras bagi pengelolaan kawasan Danau Toba, baik dari sisi lingkungan hidup maupun pariwisata. Jika tidak segera direspons dengan kebijakan yang adaptif dan tegas, kejadian serupa bisa terus berulang dan memperparah degradasi danau. ***

Sumber: Goriau.com




 
Berita Lainnya :
  • Kampung Jayapura Siak Raih Predikat Desa Cantik Terbaik se-Riau 2025
  • Polisi Sebut Kurang Konsentrasi Jadi Penyebab PNS Pekanbaru Tabrak Truk di Pelalawan
  • Lahan Pemda Kuansing Tercemar PETI, Kebun Karet Kini Rusak dan Tak Produktif
  • Pemkab Siak Masih Tanggung Sisa Tunda Bayar Rp128 Miliar, Akan Dicicil di 2026
  • Sepanjang 2025, 90 Kasus Campak Ditemukan di Pekanbaru, Satu Anak Meninggal Dunia
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai Bangun Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers