(BabadNews) - Nilai tukar rupiah kembali mencatat penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pagi (7/8/2025).

Hal ini terjadi seiring dengan melemahnya greenback akibat meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Mengacu pada data Bloomberg pukul 09.36 WIB di pasar spot, rupiah menguat 44 poin atau 0,27% ke posisi Rp 16.317 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat naik tipis 0,07% ke level 98,24.

Pada perdagangan sebelumnya, Rabu (6/8/2025), rupiah ditutup menguat 28 poin (0,17%) ke posisi Rp 16.361,5 per dolar AS.

Mengutip Reuters, dolar AS terus menunjukkan pelemahan terhadap sejumlah mata uang utama. Tekanan terhadap dolar meningkat setelah data ketenagakerjaan AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan performa yang mengecewakan.

Laporan nonfarm payrolls yang lebih rendah dari perkiraan serta revisi penurunan dua bulan terakhir memicu kekhawatiran pasar tenaga kerja sedang melemah.

Kondisi ini mendorong ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan bulan September mendatang.

Probabilitas pemangkasan tersebut kini mencapai 94%, melonjak dari 48% pada pekan sebelumnya. Secara total, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sepanjang 2025 akan mencapai 60,5 basis poin.

Analis pasar IG Tony Sycamore menyebutkan bahwa ketidakpastian politik turut menekan kinerja dolar. Ia menyoroti keputusan Presiden Donald Trump yang memecat pejabat terkait data ketenagakerjaan, yang memperbesar ketidakpastian arah kebijakan ekonomi.

“Sekarang fokus tertuju pada siapa yang akan ditunjuk untuk mengisi kursi kosong di dewan gubernur The Fed dan siapa pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed,” pungkas Sycamore.

Sumber: Halloriau.com