Reuni Keturunan Tawanan Perang Rel Maut Digelar di Pekanbaru Mei 2026
Kamis, 28 Agustus 2025 - 10:40:18 WIB
PEKANBARU (BabadNews) – Untuk pertama kalinya, keluarga keturunan tawanan perang Eropa yang dipaksa Jepang membangun Jalur Kereta Api Maut Pakan Baroe–Muaro pada Perang Dunia II akan berkumpul di Pekanbaru, Mei 2026 mendatang.Reuni bersejarah ini akan menjadi napak tilas jejak penderitaan di rel maut tersebut.
Keputusan ini diambil saat peringatan 80 tahun pembebasan yang digelar di kompleks Bronbeek, Arnhem, Belanda, akhir pekan lalu. Momen tersebut menandai Herdenking 2026, sebuah peringatan yang bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga menapaktilasi jejak penderitaan para tawanan perang.
Kegiatan mengenang sejarah itu akan dihadiri pengurus Stichting Siam-Burma en Pakan Baroe Spoorweg, lembaga resmi yang menaungi para veteran Belanda yang pernah berperang di Asia. Ketua dan Sekretaris yayasan ini dijadwalkan hadir langsung di Pekanbaru, bersama keluarga serta keturunan para prajurit yang dahulu menjadi tawanan di proyek rel maut tersebut.
Panitia reuni telah melakukan riset sejak awal 2025 untuk mempersiapkan rute napak tilas. Sejumlah situs penting peninggalan masa pendudukan Jepang di Riau akan menjadi tujuan utama, mulai dari Kamp Wanita dan Anak-anak di Salo. Tapi kemungkinan, mereka akan melewati Kamp Tahanan Pria lantaran situs tersebut sudah berubah fungsi menjadi SPBU.
Deretan kamp I hingga IX yang tersebar dari Pekanbaru, Tangkerang, Kubang, Teratak Buluh, Lubuk Sakat, Sungai Pagar, Lipat Kain, Koto Baru, Logas, hingga Muaro Sijunjung, juga akan menjadi tujuan napak tilas sejarah ini.
Di Kota Pekanbaru, titik-titik bersejarah yang akan dikunjungi meliputi bekas kantor perusahaan minyak Belanda di Jalan A. Yani, Pasar Bawah, Pelabuhan, bentangan rel di Jalan Juanda, lokomotif tua di Jalan Tanjungkarang, hingga bekas bengkel kerja di Jalan Kopan. Peserta juga akan menapaktilasi jejak rel lama di Jalan Kereta Api menuju Simpang Tiga.
Di Monumen Kereta Api Simpang Tiga, dijadwalkan digelar upacara hening cipta serta peletakan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan.
Setelah dari Pekanbaru, rombongan akan bergerak ke Teratak Buluh, Koto Baru, Logas, Lipat Kain, hingga Kota Kombu. Perjalanan ini akan berakhir di Padang, dengan kunjungan ke bekas Stasiun Muaro, tambang Ombilin di Sawahlunto, serta Pelabuhan Emma Haven (Teluk Bayur), pelabuhan tua yang menjadi saksi perdagangan masa perang.
Rangkaian kegiatan ini diyakini akan menjadi peristiwa penting, bukan hanya bagi keluarga keturunan tawanan Eropa, tetapi juga bagi masyarakat Riau dan Sumatera Barat. Napak tilas ini menjadi pengingat bahwa jalur kereta Pakan Baroe–Muaro, yang dibangun dengan kerja paksa di bawah pendudukan Jepang, adalah bagian kelam dari sejarah global yang turut menorehkan luka di tanah Riau.
Komentar Anda :