Jerome Polin Tolak Tawaran Rp150 Juta Sekali Posting: “Uang Rakyat untuk Buzzer”
Sabtu, 30 Agustus 2025 - 09:43:18 WIB
JAKARTA (BabadNews) – Influencer Jerome Polin mengungkap tawaran fantastis senilai Rp150 juta untuk satu unggahan Instagram bertema ajakan damai. Ia menolak keras, menyebut praktik itu sebagai penyalahgunaan uang rakyat demi pencitraan.
Lewat akun Instagramnya @jeromepolin, Jumat (29/8/2025), Jerome mengunggah tangkapan layar WhatsApp berisi pesan dari seseorang yang mengaku mewakili sebuah agency. Tawaran itu bernama “Ajak Damai Indonesia”, dengan syarat seluruh influencer mengunggah konten serentak pada Senin (1/9/2025), pukul 15.00 WIB.
Dalam dokumen kerja sama yang ditawarkan, influencer diwajibkan membuat reels berisi ajakan damai, menyebut pemerintah, DPR, Brimob, pengemudi ojol, dan masyarakat. Ada pula aturan ketat: tidak boleh menggunakan musik lain, tidak boleh memakai kata negatif, serta wajib menambahkan hashtag khusus.
"Ada tawaran fee 150 juta untuk jadi buzzer," tulis Jerome dalam unggahannya.
Jerome menolak keras tawaran itu. Ia menilai praktik pencitraan dengan uang rakyat adalah bentuk pengkhianatan. Ia bahkan mengingatkan bahwa angka Rp150 juta setara dengan gaji 15 guru selama sebulan, jika masing-masing mendapat Rp10 juta.
“Uang rakyat dipakai untuk bikin narasi pencitraan seolah semua baik-baik saja. Jangan lengah, jangan terpecah belah, kawal terus. Kalau uang sebesar itu dipakai untuk gaji guru, ada 15 orang guru yang hidupnya bisa lebih sejahtera sebulan penuh,” tegasnya.
Jerome juga menyerukan agar para Key Opinion Leader (KOL) dan influencer menolak tawaran serupa. "Dear agency dan KOL, aku mohon untuk kali ini, jangan korbankan rakyat buat kepentingan kalian sendiri. Semua lagi susah, kita berjuang bersama," tulisnya.
Unggahan Jerome memicu gelombang reaksi keras dari warganet. Kolom komentarnya dipenuhi dukungan dan kecaman terhadap praktik buzzer politik. “Duit nggak bisa beli harga diri,” tulis seorang pengguna. Yang lain menambahkan, “Kalau tanggal 1 ada yang tiba-tiba ngajak damai, berarti kita tahu siapa yang terima bayaran.”
Pengakuan Jerome muncul sehari setelah ia juga menyoroti tewasnya pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, yang dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta. Saat itu Jerome menuliskan kalimat pedas: “Rakyat ditabrak pakai mobil yang dibeli dari uang pajak rakyat.”
Dengan dua unggahan tersebut, Jerome menegaskan posisinya: menolak diam, menolak apatis, dan mengajak masyarakat terus mengawal transparansi penggunaan uang negara. ***
Komentar Anda :