(BabadNews) - Warganet dikejutkan dengan hilangnya fitur siaran langsung TikTok di tengah maraknya demonstrasi di sejumlah daerah. Meski ramai dikaitkan dengan penyensoran aksi unjuk rasa, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan pemblokiran live tidak ada hubungannya dengan demo.
Dalam fitur tersebut muncul tulisan "Koneksi tidak stabil. Coba masuk live lagi".
Sementara itu, jika masuk ke kolom pencarian dan menuliskan kata kunci, kemudian memilih fitur live maka hasilnya akan kosong.
Disfungsi fitur live di TikTok ini terjadi di tengah demonstrasi besar-besaran di sejumlah daerah.
Berdasarkan catatan Bisnis, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria pernah menyampaikan Komdigi berencana memanggil platform media sosial seperti TikTok dan Meta terkait moderasi konten.
Nezar membantah pemanggilan tersebut mengenai penyensoran konten-konten demo.
"Enggak terkait dengan demo sebetulnya. Lebih konten moderasi aja, gitu. Itu sebenarnya sudah berjalan lama, jadi enggak terkait dengan demo-demo sih,” kata Nezar di Jakarta, Jumat (29/8/2025)
Nezar menjelaskan konten moderasi adalah penanganan konten-konten negatif sepertinya judi online, disinformasi, dan lain sebagainya, yang dilarang oleh undang-undang.
Platform media sosial, kata Nezar, selama ini cukup kooperatif dalam menangani konten-konten negatif tersebut.
"Selama ini berkolaborasi dan itu sudah lama kan, bukan baru kemarin ini," kata Nezar.
Sebelumnya, Komdigi menyoroti maraknya konten provokatif terkait aksi unjuk rasa yang beredar di media sosial, khususnya TikTok. Komdigi menilai tayangan kerusuhan yang ditonton puluhan ribu warganet berpotensi memprovokasi publik dan merusak sendi-sendi demokrasi.
Komdigi tidak bermaksud membungkam kebebasan berekspresi, tetapi meminta perusahaan platform digital memiliki sistem yang mampu mendeteksi disinformasi dan konten manipulatif.
Fenomena penyebaran disinformasi, fitnah, dan kebencian di ruang digital berpotensi mengaburkan tujuan penyampaian aspirasi masyarakat.
Sebagai langkah lanjutan, Komdigi sudah menghubungi sejumlah platform besar untuk membicarakan fenomena ini. Salah satunya, Helena Lersch, yang menjabat sebagai Global Public Policy Director (MENA, APAC) di ByteDance, perusahaan induk TikTok.
Komentar Anda :