PEKANBARU (BabadNews) – Sejumlah aktivis menyalakan lilin dalam aksi kamisan di ruang publik, Jumat (5/9/2025). Aksi ini digelar sebagai bentuk solidaritas untuk Khariq Anhar sekaligus protes atas tindakan represif aparat.

Dalam aksi itu, para peserta berdoa bersama untuk korban tindakan represif aparat. Setelah doa, orasi dan pembacaan puisi bergantian dilakukan.

“Hari ini kami berkumpul bukan hanya untuk Khariq, tetapi juga mengenang kawan-kawan yang menjadi korban kekerasan aparat. Ada yang dipukuli, dipijak, bahkan sampai dilindas mobil dinas. Padahal kendaraan itu dibeli dengan uang rakyat,” kata Raja Prasetia, salah seorang peserta aksi kepada Goriau, Jumat (05/09/2025).

Raja menilai, penangkapan Khariq menunjukkan kondisi demokrasi yang memburuk. Ia menyebut, prosedur penangkapan yang dijalankan aparat penuh kejanggalan. “Tidak ada pemanggilan sebelumnya, tidak ada surat perintah, bahkan terjadi tindak kekerasan saat penangkapan. Itu sebabnya kami menolak kriminalisasi ini,” ujarnya.

Bagi kawan-kawannya, Khariq dikenal sebagai sosok yang berani dan konsisten bersuara. Ia sering turun tangan membela orang-orang di sekitarnya, bahkan sampai mengorbankan dirinya sendiri. “Dia tidak pernah bisa diam melihat ketidakadilan,” tutur Raja.

Aksi solidaritas ini juga menyuarakan pesan kepada para pemegang jabatan di Indonesia agar bercermin terhadap kebijakan yang dibuat. “Jangan kambinghitamkan orang-orang yang berani lantang bersuara. Kepolisian juga harus menghentikan tindakan represif kepada masyarakat. Pemukulan, apalagi melindas warga, jangan sampai terulang,” kata Raja.

Melalui aksi lilin tersebut, para peserta berharap Indonesia lekas pulih dari praktik represivitas yang mengekang kebebasan berekspresi. ***