PEKANBARU (BabadNews) - Polemik status atlet renang Azzahra Permatahani akhirnya tuntas. KONI Pusat resmi menetapkan perenang andalan Indonesia itu kembali menjadi atlet Riau, sekaligus mencabut medali emas yang sebelumnya tercatat untuk Sulawesi Tengah pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Pengesahan Azzahra kembali ke Riau sekaligus mencabut medali emas bagi Kontingen Sulawesi Tengah pada PON XXI Aceh-Sumut tahun 2024 lalu.

Keputusan tersebut telah diumumkan oleh KONI Pusat pada saat Rakernas KONI se-Indonesia yang dilaksanakan Sabtu (6/9/2025) pekan lalu. Keputusan itu berdasarkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Kelas I A Khusus Jakarta Pusat Nomor 481/Pdt.Sus-Arb/2024/ PN Jkt.Pst tanggal 3 Februari 2025.

Dalam putusan tersebut, status Azzahra dikembalikan sebagai atlet asal Provinsi Riau. Dengan putusan itu, 2 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu diraih Azzahra pada PON XXI yang semula tercatat untuk Sulteng, dibatalkan dan dialihkan menjadi milik Provinsi Riau.

KONI Pusat melalui surat jawaban terhadap permohonan KONI Riau tanggal 17 Juli 2025 yang ditandatangani Ketua Umum KONI Pusat Letjen (Purn) Marciano Norman menyatakan, menghormati putusan pengadilan sebagai bentuk kepatuhan terhadap penegakan hukum.

Dengan dibatalkannya medali emas Sulteng dan dialihkan ke Kontingen Riau, maka perolehan medali Riau bertambah, dengan total 23 emas, 25 perak dan 39 perunggu.

Tambahan perolehan medali itu juga mengubah peringkat Riau Pada PON XXI lalu. Kontingen Riau yang semula berada di peringkat ke-12 klasemen PON XXI Aceh-Sumut, kini naik ke peringkat 10 besar dengan mengg menggeser Kontingen Lampung dengan 22 emas, 16 perak dan 30 perunggu.

Selain persoalan status atlet, catatan indikasi doping juga disebutkan masih dalam proses penyelesaian. Penyesuaian perolehan medali akhir PON XXI/2024 akan diumumkan setelah seluruh proses sanksi doping selesai.

Terkait hal itu, Wakil Ketua I KONI Riau, Khairul Fahmi membenarkan bahwa Azzahra telah disahkan oleh KONI Pusat sebagai atlet KONI Riau dan bahkan m KONI Pusat telah mengumumkannya saat Rakernas KONI se-Indonesia.

Menurutnya, hal ini suatu yang menggembirakan setelah berjuang mempertahankan Azzahra jauh sebelum PON XXI Aceh-Sumut dilaksanakan.

"Alhamdulillah perjuangan kita tidak sia-sia, Azzahra sudah kembali menjadi atlet kita. Tentunya ini akan merubah posisi kita di PON XXI Aceh-Sumut. Tapi penetapannya nanti setelah keluarnya hasil tes doping, kita tunggu juga keputusan selanjutnya terkait klasemen setelah hasil doping," kata Fahmi, Senin (8/9/2025).

Sementara disinggung terkait permintaan dari Provinsi Sulteng untuk mengembalikan seluruh bonus serta uang pembinaan yang telah diberikan kepada Azzahra saat tercatat sebagai atlet Sulteng. Fahmi menyatakan bahwa seluruh pengeluaran yang diberikan KONI Sulteng kepada Azzahra menjadi urusan Sulteng dengan atlet yang diklaim menjadi atlet Sulteng.

"Kalau bonus yang sudah diterima Azzahra, itu urusan Sulteng dengan atletnya. Kita KONI kan tidak ada menerima uang dari KONI Sulteng, yang menerimakan atletnya. Tapi kalau tanggungjawab kita untuk bonus Azzahra sudah dimasukkan, sesuai dengan bonus atlet peraih medali lainnya,” tambah Fahmi.

Ia mengaku, dari awal sudah mengingatkan, bahkan sebelum Azzahra turun membela Sulteng pada PON Aceh-Sumut. Ia menyebut, KONI Sulteng mengambil Azzahra dari Riau, bahkan KONI Pusat juga sudah mengingatkan agar jangan main belakangan, namun hal itu tidak diindahkan.

Diketahui, saat ini Azzahra menjadi atlet dengan bonus terbesar dari Provinsi Sulteng dari pelaksanaan PON 2024 lalu. Total bonus yang diterima Azzahra sebesar Rp2,2 miliar. Pemprov Sulteng memberikan bonus Rp500 juta untuk peraih medali emas, Rp300 juta untuk perak, dan Rp150
juta untuk perunggu.

Pada PON XXI lalu, Azzahra sukses menyumbangkan 2 medali emas lewat nomor 200 meter gaya ganti dan 400 meter gaya ganti. Kemudian 3 perak dari nomor 50 meter gaya bebas, 100 meter gaya kupu-kupu dan 200 meyer gaya punggung. Selanjutnya 2 perunggu dari nomor 200 meter gaya dada dan 100 meter gaya punggung.