Kapolda Riau Berduka atas Kematian Gajah Tari: “Ia Simbol Keseimbangan Alam”
Rabu, 10 September 2025 - 15:41:40 WIB
PEKANBARU (BabadNews) - Seekor anak gajah bernama Tari ditemukan mati di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan tak kuasa menyembunyikan kesedihan, menyebut Tari bukan sekadar satwa, melainkan simbol keseimbangan alam yang kini kian rapuh.
Tari ditemukan mati pada Rabu (10/9/2025) pukul 08.00 WIB di camp Elephants Flying Squad SPTN Wilayah I Lubuk Kembang Bunga, Balai TNTN, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.
"Hari ini, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, saya menyampaikan bahwa putri angkat kita, Gajah Tari Kalista Lestari, telah kembali ke pangkuan alam semesta," kata Irjen Herry, Rabu siang.
Sebagai orang tua angkat dari Tari dan gajah Domang, Irjen Herry menyampaikan bahwa kepergian Tari meninggalkan kekosongan yang sulit diungkap dengan kata-kata.
"Ketika seorang anak pergi mendahului orang tuanya, ada luka yang tak terkatakan,” ucapnya.
Namun di balik kesedihan tersebut, Irjen Herry menegaskan kebanggaannya atas peran Tari sebagai duta pelestarian alam yang telah menjalankan tugasnya dengan sempurna.
“Tari telah mengajarkan kita bahwa kebesaran tidak diukur dari besar fisik atau kekuatan, melainkan dari dampak yang ditinggalkan dalam hati manusia,” ujarnya.
Irjen Herry menyampaikan filosofi mendalam tentang kehidupan dan kematian Tari. "Seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir, kehidupan Tari telah mengalir dengan indah, memberikan makna dan pelajaran bagi kita semua," ucapnya.
Baginya, Tari bukan sekadar seekor gajah. Ia adalah simbol keseimbangan alam yang semakin rapuh di tengah arus pembangunan. Ia adalah suara hutan Tesso Nilo yang semakin menyempit.
"Kini, kepergiannya menjadi pengingat bahwa hubungan kita dengan alam bukanlah hubungan penguasa dengan yang dikuasai, melainkan hubungan saling menjaga dan menghormati," tutur Irjen Herry.
Dalam filosofi Yunani kuno, lanjut Irjen Herry, kematian bukanlah akhir, melainkan transformasi. Jiwa Tari kini menyatu dengan semesta, menjadi energi yang akan terus menginspirasi kita untuk menjaga kelestarian hutan dan satwa liar yang semakin terancam.
Irjen Herry berjanji akan meneruskan perjuangan Tari dalam menjaga kelestarian hutan dan melindungi satwa yang masih bertahan di Tesso Nilo. Menurutnya, kepergian Tari adalah panggilan untuk 'mensucikan diri' dari sikap abai terhadap lingkungan.
"Sebagai orang tua angkatnya, saya merasakan kehilangan yang mendalam tapi saya percaya bahwa Tari tidak benar-benar pergi, ia hidup dalam komitmen kita untuk terus menjaga hutan Tesso Nilo, dalam setiap pohon yang kita tanam dan dalam kebijakan 'Green Policing' yang terus kita kembangkan," paparnya.
Komentar Anda :