www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Haidar Alwi: Mundurnya Rahayu Saraswati, Cermin Akuntabilitas Moral yang Jarang Terjadi
Kamis, 11 September 2025 - 09:45:39 WIB
TERKAIT:
   
 

JAKARTA (BabadNews) – Langkah Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mundur dari DPR menuai apresiasi. Pendiri Haidar Alwi Institute menilai keputusan itu sebagai wujud akuntabilitas moral yang jarang ditemui dalam politik Indonesia.

"Moralitas pejabat publik tidak diukur dari seberapa kuat ia bertahan di kursi kekuasaan, melainkan dari kesanggupan mengakui kekhilafan dan berani mundur ketika kepercayaan publik terguncang," kata Haidar dalam keterangan elektronik di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Menurut Haidar, keputusan Rahayu berbeda dengan kebanyakan politikus Indonesia yang umumnya tetap bertahan meski mendapat kritik keras. Ia menilai, permintaan maaf yang disampaikan Rahayu secara terbuka menunjukkan pengakuan atas kedaulatan rakyat.
"Dalam politik, permintaan maaf semacam ini jarang terdengar. Pejabat lebih sering berlindung di balik narasi 'digoreng' atau 'dipelintir'," ujarnya.

Haidar menilai, sikap Rahayu menempatkan rakyat sebagai hakim tertinggi dan dirinya sebagai pihak yang wajib mempertanggungjawabkan ucapan maupun tindakannya. Meski mundur, Rahayu tetap berkomitmen menyelesaikan pembahasan RUU Kepariwisataan. Hal ini disebutnya sebagai bentuk tanggung jawab politik terhadap lembaga legislatif dan konstituen.
"Dengan menyelesaikan tugas terakhir sebelum mundur, ia menghindari kesan lari dari tanggung jawab. Justru ia memastikan proses legislasi tidak terabaikan," jelas Haidar.

Ia menambahkan, kesediaan Rahayu meminta maaf memperlihatkan kesadaran politik bahwa setiap ucapan pejabat publik bukan sekadar opini pribadi, melainkan representasi negara. Karena itu, memiliki konsekuensi simbolik yang luas.
"Rahayu tampak memahami hal ini, sehingga memilih memikul beban kesalahan sepenuhnya. Sikap ini menunjukkan kedewasaan politik yang jarang ditemui," ungkap Haidar.

Dalam kultur politik Indonesia, kata Haidar, mundurnya pejabat karena kehilangan kepercayaan publik merupakan peristiwa langka. Tindakan Rahayu dinilainya membuka ruang diskursus baru bahwa akuntabilitas moral harus berjalan seiring dengan akuntabilitas politik.
"Keberanian mundur bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang menunjukkan penghormatan terhadap etika jabatan," pungkas Haidar. ***




 
Berita Lainnya :
  • Syafruddin Iput Desak Solusi Permanen Atasi Banjir di Kecamatan Bangko
  • Wali Kota Pekanbaru: Pemerintah Siap Dukung Pekanbaru FC dari Fasilitas hingga Anggaran
  • Fenomena Supermoon Beaver 2025, Paling Terang Sepanjang Tahun, Terjadi 5 November
  • Harga Cabai, Ayam, dan Telur Naik, Inflasi Riau Hampir 5 Persen
  • Pelaku Pencabulan di Pelalawan Ditangkap Setelah Buron, Korban Ternyata Keponakan Sendiri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers