Gen Z Jepang Tinggalkan Alkohol, Tradisi “Nominication” Mulai Pudar
Selasa, 16 September 2025 - 16:00:13 WIB
TOKYO (BabadNews) - Generasi Z di Jepang kini banyak meninggalkan alkohol dan budaya minum sosial yang dulunya identik dengan kehidupan kerja. Survei terbaru menunjukkan hampir separuh anak muda usia 20–29 tahun sama sekali tidak menyentuh minuman keras.
Menurut survei “Konsumsi Alkohol Gen Z” yang dirilis konsultan pemasaran Mery pada Agustus 2025 lalu, hampir 44% warga Jepang berusia 20–29 tahun tidak pernah minum alkohol. Sekitar 16% hanya minum sekali sebulan, sementara lebih dari 59% nyaris tidak minum sama sekali.
Alasan yang paling banyak disebutkan meliputi: 33,7%: tidak ada alasan khusus, 24%: tidak tahan alkohol, 22,6%: merasa lebih senang tanpa minum, 21,6%: tidak suka rasanya, 18%: khawatir dampak kesehatan, 10%: harga alkohol terlalu mahal, 7%: lingkungan pertemanan juga tidak minum.
Di sisi lain, hanya sekitar satu dari enam responden yang mengaku rutin minum alkohol, dengan 10,3% minum 4–6 kali seminggu dan 7,7% hampir setiap hari.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 60% generasi muda memiliki pandangan negatif terhadap budaya “minum bersama” di tempat kerja, yang dalam budaya Jepang dikenal dengan istilah “nominication”—gabungan kata nomu (minum) dan communication.
Issei Izawa, agen real estat berusia 26 tahun asal Yokohama, mengaku kini lebih fokus pada olahraga daripada minum alkohol. “Saya pikir tidak baik bagi perusahaan ketika karyawan lelah atau mabuk beberapa kali dalam seminggu,” ujarnya.
Tren ini juga tercermin pada penjualan bir. Data dari produsen bir besar Jepang menunjukkan konsumsi bir pada Agustus turun 9% dibanding tahun sebelumnya, menandai penurunan bulanan kelima berturut-turut. Padahal sebelumnya bir dianggap “minuman wajib” saat musim panas.
Para ahli menilai perubahan ini dipengaruhi pandemi Covid-19, tekanan biaya hidup, serta kesadaran akan pentingnya keseimbangan hidup. Dosen sosiologi Universitas Yamanashi Gakuin, Sumie Kawakami, menilai generasi muda kini lebih memilih menghabiskan waktu untuk diri sendiri ketimbang pesta minum dengan atasan atau teman kerja.
“Anak muda tidak lagi melihat minum-minum setelah kerja sebagai kewajiban. Mereka lebih memilih pulang cepat dan fokus pada kehidupan pribadi,” kata Kawakami.
Fenomena ini mencerminkan pergeseran besar dalam budaya sosial Jepang, di mana tradisi minum bersama yang dahulu dianggap penting kini semakin ditinggalkan demi kesehatan dan keseimbangan hidup.
Komentar Anda :