Laksamana Sukardi: Mundurnya Rahayu Saraswati Fenomena Langka di DPR
  Rabu, 17 September 2025 - 10:04:08 WIB
 
  
  
    
      
JAKARTA (BabadNews)  - Mundurnya Rahayu Saraswati dari kursi DPR RI mendapat apresiasi dari mantan Menteri BUMN, Laksamana Sukardi. Ia menyebut keputusan politisi muda Partai Gerindra itu sebagai fenomena langka yang mencerminkan integritas, sikap independen, dan budaya malu yang jarang terlihat di parlemen.
“Pengunduran diri Rahayu Saraswati dari DPR atas inisiatif sendiri merupakan fenomena yang belum pernah terjadi. Apalagi beliau adalah generasi muda yang berprestasi dan tidak banyak kontroversi,” ujar Laksamana dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).
Menurutnya, Saraswati memperjuangkan kursi legislatif dengan kerja keras, bukan semata-mata karena hubungan keluarganya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hal itu terbukti ketika ia gagal terpilih pada Pemilu 2019 namun tetap gigih maju kembali hingga berhasil lolos ke Senayan pada 2024.
Laksamana menilai keputusan mundur Saraswati berbeda dengan kasus sejumlah anggota DPR yang dinonaktifkan partai akibat tekanan publik. “Pengunduran diri Saras tidak hanya mengejutkan teman-temannya, tetapi juga pengurus partainya. Ia memberikan contoh kepada anggota DPR lain untuk bersikap independen dan berkarakter,” tegasnya.
Saras mundur usai menuai kritik di media sosial terkait pernyataannya dalam sebuah podcast. Padahal, menurut Laksamana, ucapan Saraswati justru bernilai positif karena mendorong generasi muda tidak hanya bergantung pada lapangan kerja pemerintah, tetapi juga berani berwirausaha.
“Pernyataannya diplintir di media sosial. Padahal itu adalah saran konstruktif bagi anak muda untuk menggunakan keterampilan mereka agar mampu menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
Meski menilai Saras tidak semestinya mundur, Laksamana mengapresiasi sikap tegas keponakan Prabowo itu yang memilih menunjukkan tanggung jawab. Ia menyinggung bahwa budaya mundur sukarela karena kesalahan kecil jarang ditemui di Indonesia, berbeda dengan Jepang yang dikenal dengan standar tinggi soal akuntabilitas.
“Keteguhan Saras harus dijadikan pelajaran bahwa kita harus memiliki budaya malu dan menempatkan integritas di atas kepentingan pribadi. Ia lebih memilih mundur ketimbang mempertahankan ambisi kekuasaan tanpa rasa malu,” kata Laksamana.
Ia menambahkan, langkah Rahayu Saraswati sekaligus mematahkan stigma buruk terhadap DPR. “Seperti yang dikatakan Saras, berjuang demi bangsa tidak harus menjadi anggota DPR. Pelajaran lain dari pengunduran diri ini: ternyata tidak semua anggota DPR memalukan,” pungkasnya. ***
	
    
    
	
	
Komentar Anda :