www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
India Dilanda Wabah Amoeba Pemakan Otak, 69 Kasus dan 19 Tewas di Kerala
Sabtu, 20 September 2025 - 08:48:55 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Otoritas kesehatan India tengah menghadapi ancaman serius menyusul lonjakan kasus Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM) di Kerala. Hingga saat ini tercatat 69 kasus dengan 19 kematian akibat infeksi otak langka yang disebabkan amoeba pemakan otak, Naegleria fowleri.

Dikutip Reuters, tahun ini, Kerala telah mencatat 69 kasus PAM yang terkonfirmasi dengan 19 kematian, dan sebagian besar kematian dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir.

Menteri Kesehatan Negara Bagian, Veena George, mengatakan Kerala tengah menghadapi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat.

Infeksi yang sebelumnya terkait dengan kluster di distrik seperti Kozhikode dan Malappuram, kini muncul secara sporadis di berbagai wilayah. Pasien yang terinfeksi berusia mulai dari bayi berusia tiga bulan hingga lansia 91 tahun.

"Tidak seperti tahun lalu, saat ini kami tidak menemukan kluster yang terkait dengan satu sumber air. Kasus yang muncul bersifat tunggal dan terpisah, dan hal ini memperumit investigasi epidemiologi kami," ujarnya, dikutip dari NDTV.

Menurut dokumen pemerintah Kerala, PAM menyerang sistem saraf pusat. "Infeksi ini merusak jaringan otak, menyebabkan pembengkakan otak parah, dan pada sebagian besar kasus berakhir dengan kematian. PAM termasuk langka dan biasanya terjadi pada anak-anak, remaja, serta dewasa muda yang sebelumnya sehat," tulis dokumen tersebut.

Dokumen itu juga menyoroti bahwa air tawar hangat, terutama yang tergenang, dapat menjadi media penyebaran 'amoeba pemakan otak'. Disebutkan pula bahwa amoeba masuk melalui mukosa olfaktori dan lempeng kribriform.

Sementara itu, konsumsi air yang terkontaminasi secara oral tidak berhubungan dengan timbulnya penyakit dengan gejala.

Hal ini membuat orang yang berenang, menyelam, atau mandi di perairan yang terkontaminasi amoeba tersebut berisiko tinggi terkena infeksi.

Dokumen itu juga menekankan bahwa pemanasan global turut meningkatkan risiko. "Perubahan iklim yang menyebabkan suhu air naik, ditambah cuaca panas yang mendorong lebih banyak orang melakukan aktivitas rekreasi di air, kemungkinan besar akan meningkatkan kontak dengan patogen ini," tulis laporan tersebut.

Infeksi ini tidak menular dari orang ke orang.




 
Berita Lainnya :
  • Tujuh Rakit Penambang Emas Ilegal Diamankan di Sungai Setingkat Kampar
  • Supir Antre Sejak Sabtu, Penyeberangan Bengkalis Lumpuh Akibat Kapal Rusak
  • BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau, Hujan Disertai Petir Berpotensi Terjadi Hari Ini
  • DPRD Riau Utamakan Program Masyarakat, Bantuan Vertikal Bisa Ditunda
  • PEKAT IB Riau Soroti Rencana Aksi FPMK-Riau: Jangan Jadi Alat Kepentingan Politik
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers