Restoran Legendaris 86 Tahun di Singapura Tutup, Jadi Simbol Terpuruknya Industri Kuliner
Senin, 22 September 2025 - 08:52:46 WIB
SINGAPURA (BabadNews) - Ka-Soh, restoran Kanton berusia 86 tahun yang pernah dikunjungi bintang-bintang Hong Kong, akan segera menutup pintu. Kenaikan sewa hingga 30% membuat pemilik generasi ketiga menyerah di tengah krisis industri kuliner.
Cedric Tang, pemilik generasi ketiga, menyebut dirinya merasa kalah. “Kami sudah bekerja keras selama bertahun-tahun, tetapi rasanya sudah cukup,” ujarnya seperti dilansir dari CNA.
Keputusan ini, menurut Tang, “dipaksa” oleh berbagai faktor, terutama kenaikan sewa hingga 30%. Mulai tahun ini, sewa melonjak menjadi sekitar 15.000 dolar Singapura per bulan, naik dari 12.000 dolar Singapura. Artinya, restoran perlu menjual tambahan 300 mangkuk mi sup ikan setiap bulan hanya untuk menutup selisih.
Namun, menaikkan harga bukan pilihan. Demi efisiensi, Tang bahkan turun langsung ke dapur dan mencuci piring, meski penghematan ada batasnya. “Untuk usaha warisan, kami berusaha menjaga harga agar tetap terjangkau bagi pelanggan lama,” jelasnya.
Ka-Soh kini menambah daftar panjang restoran yang gulung tikar di Singapura. Pada Juli lalu saja tercatat 320 penutupan F&B, termasuk Burp Kitchen & Bar. Sementara pada Agustus, sebanyak 360 restoran tutup, termasuk seluruh gerai Prive Group.
Sepanjang tahun lalu, lebih dari 3.000 usaha kuliner gulung tikar atau rata-rata 250 setiap bulan, jumlah tertinggi dalam dua dekade.
“Bahkan yang paling kuat pun tidak bisa bertahan,” kata mantan pemilik restoran Chua Ee Chien, mengingat fakta bahwa dua restoran Michelin Guide Singapore tutup hanya beberapa minggu setelah edisi terbaru dirilis.
Menurut Terence Yow, ketua Singapore Tenants United for Fairness (SGTUFF), mayoritas penyewa melaporkan kenaikan sewa antara 20% hingga 49%. “Ini sesuatu yang belum pernah terjadi dalam 15–20 tahun terakhir,” ujarnya.
Data Departemen Statistik Singapura menunjukkan, pada Juni lalu penjualan restoran turun 5,6% secara tahunan, sedangkan katering dan gerai fast food meningkat. Perubahan perilaku konsumen juga nyata, dari yang dahulu makan di luar 3–4 kali seminggu kini hanya sekali sebulan.
Bagi Tang, dampaknya bukan sekadar finansial. “Saya sudah mengenal staf saya lebih dari 20 tahun, dan kehilangan hubungan itu bukan hal mudah,” tuturnya.
Komentar Anda :