www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
5 Faktor yang Bisa Merugikan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Senin, 22 September 2025 - 09:23:42 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Timnas Indonesia menghadapi jalan terjal pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Selain jadwal padat, skuad Garuda juga dirugikan faktor eksternal mulai dari lokasi pertandingan, penunjukan wasit, hingga pembatasan kuota tiket suporter.

Selain itu, isu terkait penunjukan wasit, kuota tiket suporter yang dibatasi, hingga masalah teknis seperti pengawalan tim menambah daftar rintangan yang harus dihadapi.

Faktor-faktor ini berpotensi memengaruhi konsentrasi dan performa tim di lapangan, sehingga PSSI mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalisir dampaknya.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia akan menghadapi dua laga krusial menghadapi Arab Saudi 9 Oktober 2025, dan Irak 12 Oktober 2025 dan menjadi penentu nasib skuad Garuda pada Piala Dunia 2026. Berikut lima hal yang patut diperhatikan:

Lima Faktor yang Merugikan Timnas Indonesia
1. Jadwal pertandingan
Timnas Indonesia harus menghadapi jadwal padat pada babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Skuad Garuda dipastikan bermain lebih awal dibandingkan dua lawannya di grup B, yaitu Irak dan Arab Saudi.

Kondisi ini dinilai kurang menguntungkan bagi skuad asuhan Patrick Kluivert karena waktu istirahat yang lebih singkat.

Sebagai tim dengan peringkat FIFA terendah pada grup B, Indonesia akan bermain pada 9 Oktober dan 12 Oktober 2025.

Sementara itu, Irak baru bertanding pada 12 Oktober dan 15 Oktober 2025, sedangkan Arab Saudi mendapatkan keuntungan jadwal karena hanya bermain pada 9 Oktober dan 15 Oktober 2025.

Dengan demikian, Arab Saudi memiliki jeda istirahat yang lebih panjang dibanding Indonesia maupun Irak.

Bahkan, laga Indonesia semula dijadwalkan melawan Arab Saudi pada pukul 18.00 waktu setempat, tetapi PSSI meminta perubahan ke pukul 20.15 demi memberi waktu persiapan lebih panjang.

Jadwal melawan Irak juga diundur dari pukul 18.30 menjadi 22.30 waktu setempat. Meski ada penyesuaian, tetap saja Timnas Garuda menghadapi ritme pertandingan yang lebih rapat.

2. Lokasi pertandingan
Pada 13 Juni 2025, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menetapkan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah. Keputusan tersebut langsung menuai protes dari empat negara peserta lain, yaitu Indonesia, Irak, Oman, dan Uni Emirat Arab.

Dengan sistem ini, Qatar (grup A) dan Arab Saudi (grup B) dipastikan memperoleh keuntungan signifikan.

Selain dukungan penuh dari suporter tuan rumah, mereka juga lebih siap menghadapi faktor nonteknis, mulai dari kondisi lapangan, cuaca, hingga logistik pertandingan.

Untuk grup B, seluruh laga akan dimainkan di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah. Kondisi ini jelas merugikan Timnas Indonesia.

Skuad Garuda tidak hanya kehilangan kesempatan bermain di kandang sendiri dengan dukungan suporter, tetapi juga harus menghadapi Arab Saudi yang sudah terbiasa dengan atmosfer stadion.

Selain itu, faktor cuaca dan adaptasi lingkungan juga menjadi masalah tersendiri. Arab Saudi tentu lebih mudah beradaptasi dengan suhu, kelembaban, serta kondisi lapangan, sementara Indonesia membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri.

Dari sisi psikologis, atmosfer stadion yang dipenuhi mayoritas pendukung tuan rumah bisa memberi tekanan besar pada mental pemain.

3. Wasit
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menunjuk wasit asal Kuwait untuk memimpin laga Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada 8 Oktober 2025.

Keputusan ini menuai protes dari PSSI, yang menganggap penunjukan wasit dari negara yang berasal dari kawasan yang sama dengan tuan rumah berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan merugikan Timnas Indonesia.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa penunjukan wasit dari kawasan yang sama dengan tuan rumah dapat memengaruhi objektivitas pengambilan keputusan di lapangan.

Untuk itu, PSSI telah mengirimkan surat protes resmi kepada AFC dan FIFA, meminta agar wasit yang memimpin pertandingan berasal dari kawasan yang lebih netral, seperti Asia Timur atau Eropa, guna memastikan keadilan dan integritas pertandingan.

4. Tiket
Erick Thohir, juga mengumumkan adanya pembatasan jumlah tiket untuk suporter Timnas Indonesia pada pertandingan di Arab Saudi. Padahal, banyak warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Negeri Petrodollar dan ingin menyaksikan langsung laga Garuda.

"Suporter Timnas Indonesia dibatasi, jumlahnya sangat sedikit," ungkap Erick.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai kuota pasti untuk pendukung Indonesia. Namun, muncul isu bahwa hanya sekitar delapan persen tiket yang akan dialokasikan bagi suporter Garuda.

Dengan kapasitas Stadion King Abdullah Sports City mencapai 62.345 tempat duduk, jumlah penonton dari Indonesia yang bisa hadir secara langsung diperkirakan tidak sampai 5.000 orang.

5. Pengawalan
Timnas Indonesia pernah mengalami kendala saat bertanding di Arab Saudi pada fase ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Berdasarkan pengalaman tersebut, Erick mengungkapkan bahwa skuad Merah Putih sempat menghadapi masalah pengawalan yang kurang optimal, sehingga tim terlambat memasuki lapangan.

Untuk mengantisipasi kendala serupa di babak keempat, PSSI telah mengirim tim advance ke Arab Saudi untuk melakukan survei dan memilih hotel sendiri, alih-alih bergantung pada akomodasi yang disediakan panitia.

“Kami sudah mengirim tim advance, bahkan memilih hotel sendiri agar fokus penuh selama kualifikasi Piala Dunia 2026,” ujar Erick.

Perjalanan Timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan hanya soal permainan di lapangan, tetapi juga kemampuan menghadapi faktor eksternal. Dukungan penuh dari suporter dan langkah strategis PSSI diharapkan mampu membantu Garuda mengatasi tantangan ini demi meraih hasil maksimal.




 
Berita Lainnya :
  • Tujuh Rakit Penambang Emas Ilegal Diamankan di Sungai Setingkat Kampar
  • Supir Antre Sejak Sabtu, Penyeberangan Bengkalis Lumpuh Akibat Kapal Rusak
  • BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau, Hujan Disertai Petir Berpotensi Terjadi Hari Ini
  • DPRD Riau Utamakan Program Masyarakat, Bantuan Vertikal Bisa Ditunda
  • PEKAT IB Riau Soroti Rencana Aksi FPMK-Riau: Jangan Jadi Alat Kepentingan Politik
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers