“Hentikan Perang di Gaza!” Prabowo Siap Turunkan Pasukan Perdamaian
  Selasa, 23 September 2025 - 13:49:17 WIB
 
  
  
    
      
(BabadNews) – Presiden Prabowo Subianto menyerukan penghentian perang di Gaza dan mengatasi bencana kemanusiaan yang berlangsung. Indonesia, tegasnya, siap berpartisipasi dalam misi perdamaian internasional.
Kami juga siap untuk menyiapkan pasukan perdamaian (untuk misi di Gaza),” kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mengenai Palestina dan Solusi Dua Negara, di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (22/9) waktu setempat.
KTT ini adalah rangkaian dari Sidang Ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA). Komitmen Indonesia dalam mengerahkan pasukan perdamaian di Gaza sejalan dengan Deklarasi New York, yang disetujui oleh Majelis Umum PBB pada 12 September 2025.
Deklarasi tersebut memuat sejumlah tuntutan bersama, yang beberapa diantaranya berisi desakan pengakuan penuh terhadap Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat, kemudian tuntutan gencatan senjata dan pelucutan senjata, serta tuntutan membuka seluas-luasnya akses terhadap bantuan kemanusiaan masuk ke dalam Gaza.
Dalam deklarasi yang sama, sebanyak 142 negara anggota PBB yang mengadopsi dokumen itu, menyepakati usul pembentukan misi internasional di bawah mandat Dewan Keamanan PBB untuk memulihkan stabilitas dan keamanan di Gaza.
Dalam KTT mengenai Palestina dan Solusi Dua Negara, Prabowo mendesak seluruh negara anggota PBB agar segera mengakui Palestina, dan mendukung solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian.
Bagi Presiden Prabowo, negara-negara yang mengakui Palestina berada di sisi yang benar dalam sejarah.
Kita harus mengatasi bencana kemanusiaan di Gaza! Kita harus menghentikan perang, dan itu harus jadi tujuan utama kita! Kita harus mengatasi rasa benci, ketakutan, dan rasa curiga. Kita harus mewujudkan perdamaian,” kata Presiden Prabowo.
Oleh karena itu, Presiden Prabowo memuji langkah bersejarah yang diambil oleh Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara lainnya, yang telah secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.
"Pengakuan (terhadap Negara Palestina) menjadi kesempatan untuk mewujudkan perdamaian yang abadi. Pengakuan itu harus dimaknai sebagai perdamaian yang nyata bagi seluruh pihak, seluruh kelompok," kata Prabowo.
KTT mengenai Palestina dan solusi dua negara yang diinisiasi oleh Prancis dan Arab Saudi, yang masing-masing diwakili oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Sesi pertama KTT diawali pidato dengan Presiden Macron, Menlu Arab Saudi, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Sesi kedua dilanjutkan dengan pidato singkat dari 33 pemimpin delegasi yang mewakili negara dan perkumpulan negara seperti Uni Eropa dan Liga Arab.
Presiden Prabowo berbicara pada urutan kelima, setelah Raja Jordania Abdullah II pada urutan pertama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada urutan kedua, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada urutan ketiga, dan Presiden Portugal Marcelo Nuno Duarte Rebelo de Sousa pada urutan keempat.
	
    
    
	
	
Komentar Anda :