Dugaan Dana Asing di Balik Demo Ricuh, Polisi Telusuri Mastermind
  Kamis, 25 September 2025 - 15:28:18 WIB
 
  
  
    
      
(BabadNews) – Kepolisian menelusuri aliran dana yang diduga mengalir dari luar negeri ke kelompok anarkis dalam kerusuhan demo Agustus 2025. Polri menyebut ada indikasi aktor intelektual yang membiayai aksi tersebut.
"Penegakkan hukum hanya dilakukan terhadap pelaku kerusuhan, bukan masyarakat yang melakukan demo, karena kalau demo memang sudah ada aturannya," kata dia di Bareskrim Polri pada Rabu, 24 September 2025.
Mereka tersebar di 15 Polda dan Bareskrim. Ada 295 di antaranya masih anak. Syahar mengungkapkan untuk tersangka anak beberapa ada yang diselesaikan dengan diversi.
"Polri berkomitmen penegakkan hukum proses sidik terus lanjut," ucap dia, dikutip dari kumparan, Kamis, 25 September 2025.
Para tersangka tersebut dijerat berbagai pasal seperti penganiayaan hingga perusakan fasilitas umum.
Kepolisian saat ini tengah melacak mastermind atau aktor intelektual yang terlibat mengakibatkan kericuhan.
Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, mengatakan berdasarkan hasil penelusuran pelaku yang diduga menjadi aktor intelektual itu memberikan uang kepada para pendemo.
"Memang didapatkan seseorang mengasih uang dan lain sebagainya, didapatkan dari mana, ini masih proses pembuktian," ujar dia.
"Pembuktian ini adalah melalui proses yang scientific nanti kami terus berkoordinasi dengan PPATK terkait aliran-aliran dana. Saat ini sedang berproses," lanjut dia.
Dalam konferensi pers yang dilakukan Polda Metro Jaya pada 2 September, terkait demo ricuh di Jakarta diungkapkan bahwa ada iming-iming uang sebagai imbalan untuk mereka yang hadir demo.
Nilai uang yang dijanjikan mulai dari Rp 62.500 hingga Rp 200 ribu untuk anak-anak dan dewasa. Namun Polda Metro Jaya belum mengungkap sosok yang memberikan iming-iming uang tersebut. Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam kala itu bilang penyidik masih butuh pendalaman.
Terbaru Polda Metro Jaya menggandeng PPATK untuk menelusuri dugaan aliran dana tersebut.
"Kami juga ingin menelusuri apakah ada aliran-aliran dana tertentu kepada kelompok ini atau mereka lebih bersifat kolektif," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis, kepada wartawan, Kamis, 4 September 2025.
Sementara itu hasil penyelidikan Polda Jabar menemukan adanya afiliasi kelompok luar negeri dengan aksi kerusuhan yang terjadi usai demo di Bandung. Kelompok internasional itu, diduga mengirimkan dana kepada para pelaku.
"Membeli, memposting ke kelompok anarkis tertentu di luar negeri, dan dia berhasil diterima, accepted oleh kelompok internasional tersebut. Buktinya kelompok internasional tersebut mengirimkan dana kepada mereka," kada Kapolda Jabar Rudi Setiawan pada saat konferensi pers, Selasa, 16 September 2025.
Rudi mengatakan, untuk dapat bergabung dengan kelompok anarkisme tertentu di luar negeri itu tidaklah mudah. Setiap yang ingin bergabung harus melaporkan apa saja yang pernah dilakukan di daerahnya masing-masing.
"Mereka merekam video, membuat video yang sedang melakukan perusakan-perusakan tersebut, kemudian di-upload di web internasional," ucap Rudi.
Setelah unggahan tersebut diakui, kata Rudi, barulah para pengunggah mendapat kucuran dana.
"Setelah di-approve, diakui, baru mereka dapat diterima, dipercaya, baru turunlah dana," ujar Rudi.
Di kasus kericuhan demo tersebut juga beredar adanya aliran uang judi online (judol). Metodenya menggunakan fitur donasi atau gift di TikTok saat live aksi demo.
“Terkena dengan informasi adanya gift yang memberikan gift terkait dengan judi online di TikTok gitu ya itu kami juga koordinasi dengan Komdigi," kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu, 3 September 2025.
"Maka nanti kami akan memperdalam ini untuk membuktikan bahwa emang benar gift ini adalah terkait dengan perjudian atau tidak sebagai bahan informasi kami untuk pendalaman,” tambahnya.
Selain itu, Himawan juga menanggapi adanya informasi soal dugaan miliaran rupiah dari luar negeri, termasuk Kamboja, yang digunakan untuk memprovokasi aksi demo.
“Kalau ada miliaran rupiah masuk dari Kamboja itu sebagai bahan kami untuk nanti kami dalami demikian,” ujarnya.
 
	
    
    
	
	
Komentar Anda :