JAKARTA (BabadNews) – Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan tipis pada perdagangan Jumat (3/10/2025), setelah empat hari berturut-turut mengalami penurunan. Meski ada penguatan, pasar energi masih dihantui sejumlah faktor yang berpotensi menekan harga lebih dalam.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 18 sen atau 0,3 persen menjadi 64,29 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ikut menguat 19 sen atau 0,3 persen ke level 60,67 dolar AS per barel.

Namun, pergerakan ini belum cukup menghapus tren penurunan sepekan terakhir. Brent anjlok 8,3 persen dalam sepekan, sedangkan WTI melemah 7,6 persen. Jika tidak ada pemulihan lanjutan, Brent bisa mencatat level penutupan terendah sejak akhir Mei, dan WTI berpotensi menyentuh titik terlemah sejak awal Mei.

Analis IG, Tony Sycamore, menilai sentimen pasar masih rapuh. Ia memperingatkan, rencana OPEC+ meningkatkan produksi hingga 500.000 barel per hari bisa kembali menekan harga.

“Kenaikan produksi sebesar itu bisa membuat harga jatuh ke 58 dolar AS, bahkan tidak menutup kemungkinan menguji level terendah tahun ini di 55 dolar AS,” ujarnya.

Selain faktor OPEC+, laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) juga menambah tekanan. Persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan di Amerika Serikat meningkat karena aktivitas penyulingan melemah dan permintaan turun.

Sycamore menambahkan, ada dua risiko lain yang memperkeruh pasar: potensi penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang bisa memperlambat roda ekonomi, serta kembalinya ekspor minyak dari wilayah Kurdi Irak. Kedua faktor ini berpotensi menahan harga minyak untuk terus tertekan dalam waktu dekat. ***