www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Pentingnya Integrasi Kebijakan Pertahanan
Sabtu, 06 Januari 2024 - 13:37:41 WIB
TERKAIT:
   
 

(BABADNEWS) - Kekuatan suatu negara dalam konteks geopolitik global sangat dipengaruhi dari sisi pertahanan militer dan non militer berupa kekuatan ekonomi, termasuk ketahanan pangan, energi dan iklim. Dalam berbagai diskursus yang berkembang menjelang Pilpres 2024, sebagian pihak menyatakan bahwa kekuatan pertanahan yang utama adalah kekuatan di bidang ekonomi, pangan dan energi, sementara di lain pihak menyatakan bahwa kekuatan pertanahan di bidang militer adalah yang harus diutamakan.

Konflik dan perang yang terjadi di berbagai berbagai belahan negara saat ini, telah menunjukkan bukti pada dunia bahwa ancaman perang dengan kekuatan militer dan  non militer masih menjadi momok dalam konteks geopolitik global. Indonesia hendaknya menempatkan basis analisis geopolitik global sebagai landasan untuk mempekuat sistem pertahanannya, baik di bidang militer maupun ekonomi.

Dalam kaitannya dengan kekuatan Pertanahan pada bidang militer, pada 2023 Indonesia tercatat berada di urutan ke 13 dengan indeks power (PwrIndx) 0,2221 dalam daftar 145 negara berdasarkan kekuatan militer yang dirilis oleh situs pemeringkat militer dunia, Global Firepower (GFP). GFP ditentukan berdasarkan jumlah unit militer, kondisi keuangan, hingga kemampuan logistik dan kondisi geografi suatu negara. Masing-masing aspek tersebut diranking dan selanjutnya diurutkan untuk menentukan kekuatan militer secara umum.

Berdasarkan data GFP, kekuatan militer Indonesia didukung oleh index kekuatan finansial, di mana nilai Purchasing Power Parity (PPP) termasuk ke dalam 10 besar rangking dunia. Nilai PPP Indonesia adalah $3.130.470.000.000 USD dengan posisi ke 7 dari 145 negara.

GFP Indonesia juga disokong kekuatan sebagai penghasil batu bara nomor 3 terbesar di dunia dengan jumlah produksi sebesar 56.728.000 metrik ton per tahun. Di mana batu bara ini dianggap sebagai sumber daya energi yang sangat penting dan krusial bagi sebuah negara. Sedengkan dari segi jumlah populasi, Indonesia berada di urutan ke4 populasi militer terbesar di dunia,setelah China, India dan Amerika, dengan total populasi militer Indonesia  berjumlah 277.329.163 jiwa.

Jika dilihat dari jumlah total tenaga militer Indonesia, jumlahnya mencapai 1.080.000 orang, meliputi personil Angkatan Darat sebesar 300.000 personil, Angkatan Udara 40.000 personil, dan Angkatan Laut 75.000 personil.

Sedangkan itu dari segi Alutsista, kekuatan militer Indonesia juga dapat dikatakan cukup kuat. Untuk kekuatan Udara, Indonesia memiliki total Aircraft (pesawat udara) yang dimiliki TNI sebanyak 466 unit, terdiri dari pesawat tempur, helikopter, tanker, hingga pesawat transport. untuk kekuatan Alutsista AL, indonesia menempati urutan ke 6 dunia dengan total unit sebesar 324 yang terdiri dari kapal perang Frigates, Corvettes, Submarines, Patrol Vessels, dan Mine Warfare.

Kekuatan Ekonomi, Energi dan Pangan

Dari sisi Kekuatan Ekonomi, Indonesia mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2023, dan menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah berbagai dinamika ekonomi global. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu bertahan di atas 5% (yoy) sepanjang 7 kuartal beruntun, namun menjadi merosot menjadi 4,94% (yoy) pada kuartal III 2023.

Namum demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 tercatat berada di posisi ke4 dari negara yang tergabung dalam forum internasional G20, setelah India, Turki dan Rusia. Hal ini menunjukkan perekonomian Indonesia mampu bertatahan (resilient) di tengah ancaman ketegangan geopolitik global, dan berbagai ancaman lainnya.

Faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas sangat dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB), situasi politik nasional dan global, nilai ekspor, penerimaan pajak, faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia, dan akumulasi modal atau investasi, tingkat inflasi dan suku bunga, serta nilai tukar (kurs).

Menurut pendapat Kuznets (1955) dalam bukunya yang berjudul Economic Growth and Income Inequality, ciri-ciri pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari adanya laju pertumbuhan penduduk, diikuti dengan produk per kapita yang cepat, Terdapat kenaikan produktivitas dalam masyarakat, adanya perubahan struktural yang tinggi, munculnya urbanisasi dalam suatu negara, adanya ekspansi menuju ke negara yang lebih maju, dan muncul kondisi arus barang, modal serta manusia antar berbagai bangsa di dunia.

Dari sisi ketahanan energi, menurut Dewan Energi Nasional (DEN), tercatat ketahanan energi Indonesia saat ini dalam kategori tahan atau aman dengan capaian skor 6,61, karena Indonesia masih mengimpor minyak mentah dan LPG dengan jumlah hampir 80%. Kondisi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain yang mengalami krisis energi, terutama dalam sektor gas dan batu bara.

Dalam mengukur indeks ketahanan energi tersebut, terdapat 4 aspek yang menjadi faktor penentu, yaitu availability atau ketersediaan sumber energi dan energi baik dari domestic maupun luar negeri, accessibility atau kemampuan untuk mengakses sumber energi infrastruktur jaringan energi, termasuk tantangan geografis dan geopolitik, yaitu dar, affordability atau keterjangkauan biaya investasi energi, mulai dari biaya eksplorasi, produksi dan distribusi hingga keterjangkauan konsumen terhadap harga energi, dan acceptability atau penggunaan energi yang peduli lingkungan, termasuk penerimaan masyarakat.

Sedangkan pada bidang Pangan yang merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat, menurut laporan Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022, Indeks Ketahanan Pangan Indonesia berada di level 60,2 atau lebih rendah dibandingkan rata-rata negara Asia Pasifik yang indeksnya 63,4, dan di bawah rata-rata global 62,2.

Indeks tersebut diukur dengan empat indikator, yaitu keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi (quality and safety), serta keberlanjutan dan adaptasi (sustainability and adaptation).

Dari indikator keterjangkauan harga pangan di Indonesia cukup terjangkau dibanding negara-negara lain. Hal ini terlihat dari skor affordability Indonesia yang mencapai 81,4, cukup jauh di atas rata-rata Asia Pasifik yang skornya 73,4.

Namun, pada indikator ketersediaan pasokan pangan Indonesia masuk dalam kategori kurang baik dengan skor 50,9. Indikator Kualitas nutrisi juga hanya mendapat skor 56,2, sedangkan keberlanjutan dan adaptasi skornya 46,3. Pada indikator keberlanjutan dan adaptasi, penilaiannya berhubungan dengan kebijakan negara dalam beradaptasi dengan perubahan iklim, pemeliharaan lingkungan, hingga manajemen kebencanaan yang berimbas pada keamanan pasokan pangan.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur pertanian, belum sejalan dengan peningkatan produksi pertanian dan belum terlindung dari risiko perubahan iklim. Karena itu, ke depan Indonesia perlu secara sungguh-sungguh menjaga kecukupan pasokan pangan, dan meningkatkan keragaman pangan.

Kekuatan pertahanan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau,  juga sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Perubahan iklim akan memberi dampak negatif bagi kesejahteraan 16,89 juta petani gurem di Indonesia (BPS, 2023), dan bagi 1,27 juta masyarakat nelayan Indonesia (Kemendagri, 2022), karena mata pencaharian petani dan nelayan sangat bergantung pada keramahan alam, terutama dampak dari perubahan musim dan cuaca.

Oleh karena itu, pesan penting bagi kepemimpinan Indonesia masa depan untuk mengintegrasikan program strategis pertahanan militer dan non militer menjadi satu kesatuan yang integral serta dengan skala prioritas yang sama, dan menggunakan perspektif analisis geopolitik global sebagai landasan dalam perumusan kebijakan-kebijakan strategis negara yang berorientasi pada penciptaan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumber : Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • Universitas Menangkis Kenaikan Biaya Kuliah: Kemenangan bagi Mahasiswa
  • Unisi Pilih BRK Syariah untuk Transaksi Biaya Pendidikan Mahasiswa dan Penerimaan Pembayaran
  • Kembali Maju Pilkada Meranti, Plt Bupati Asmar Daftar ke Semua Parpol
  • Termasuk Riau, Sore Ini 19 Hotspot Menyala di Sumatera
  • Unisi Pindahkan Biaya Pendidikan Mahasiswa dan Penerimaan Pembayaran ke Bank Riau Kepri Syariah
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    8 Camat Sukajadi Rahma Ningsih Apresiasi Donor Darah Kedung Sari
    9 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    10 Ayat Cahyadi : Rencana Belajar Tatap Muka Tunggu Arahan Kemendikbud
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers