Rekor Baru! Emas Antam Sentuh Rp2,25 Juta, Tanda Ketidakpastian Ekonomi Meningkat
Senin, 06 Oktober 2025 - 11:11:10 WIB
JAKARTA (BabadNews) – Gerai-gerai emas di Jakarta tampak lebih ramai dari biasanya. Sejak pagi, warga berbondong datang membeli logam mulia setelah harga emas Antam menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai Rp2,25 juta per gram.
Berdasarkan laman resmi Logam Mulia, harga emas terkecil 0,5 gram kini dibanderol Rp1.175.000, sedangkan ukuran 10 gram mencapai Rp21.995.000. Untuk pecahan terbesar 1 kilogram, harga sudah menyentuh Rp2.190.600.000.
Kenaikan harga emas ini terjadi di tengah ketidakpastian global dan pelemahan nilai tukar rupiah. Dalam sepekan terakhir, harga emas Antam bergerak di rentang Rp2.222.000 hingga Rp2.250.000 per gram. Sementara dalam satu bulan terakhir, harga sudah melonjak hampir 10 persen.
Kondisi ini membuat banyak masyarakat beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan nilai kekayaan. Di sejumlah toko perhiasan dan gerai resmi Antam, penjualan emas batangan dilaporkan meningkat tajam. “Banyak pembeli ritel datang beli pecahan kecil, terutama ukuran 1–5 gram. Mereka khawatir rupiah makin tertekan,” ujar seorang pegawai butik emas di Jakarta.
Untuk harga buyback atau pembelian kembali, Antam juga menaikkan nilai menjadi Rp2.098.000 per gram. Artinya, jika masyarakat menjual emasnya ke Antam, maka perusahaan akan membelinya di harga tersebut.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2024, transaksi penjualan emas di atas Rp10 juta tetap dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen, yang langsung dipotong dari nilai transaksi.
Pengamat keuangan menilai lonjakan ini menjadi tanda klasik ketidakpastian ekonomi. “Setiap kali geopolitik memanas atau inflasi tinggi, masyarakat cenderung mencari aset aman. Emas jadi pilihan utama karena nilainya stabil dan mudah dijual kembali,” ujar analis komoditas, Dendy Arif.
Lonjakan harga emas Antam kali ini bukan sekadar angka rekor. Ia mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya diversifikasi aset, sekaligus cerminan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global yang masih jauh dari kata stabil. ***
Komentar Anda :