www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Percaya Obat Tradisional, Nenek 82 Tahun Ini Menelan Katak Hidup dan Terinfeksi Parasit
Kamis, 09 Oktober 2025 - 08:26:10 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Rasa sakit dan kepercayaan pada pengobatan tradisional membuat Zhang, nenek 82 tahun asal Zhejiang, China, menelan delapan katak hidup tanpa sepengetahuan keluarga. Tindakan itu justru membuatnya terjangkit infeksi parasit berbahaya.

Wanita bernama Zhang itu dilarikan ke rumah sakit di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, karena mengalami sakit perut parah, seperti dilaporkan South China Morning Post (SCMP) pada Selasa (8/10/2025).

“Ibu saya menelan delapan katak hidup karena tidak tahan dengan sakit punggungnya,” ujar putra Zhang kepada dokter.

Zhang diketahui menderita herniasi diskus (saraf terjepit) dan percaya bahwa menelan katak hidup dapat menyembuhkannya. Tanpa sepengetahuan keluarga, ia meminta mereka menangkap beberapa katak. Setelah terkumpul delapan ekor, Zhang langsung menelan tiga katak pada hari pertama dan lima katak pada hari berikutnya tanpa dimasak terlebih dahulu.

Awalnya, Zhang hanya merasa sedikit sakit perut, tetapi rasa sakit itu semakin parah hingga akhirnya ia mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah menelan katak hidup.

Setelah diperiksa, dokter Rumah Sakit Pertama Universitas Zhejiang menemukan bahwa tubuh Zhang terinfeksi parasit, termasuk larva cacing pita.

“Katak hidup tersebut merusak sistem pencernaan pasien dan membawa parasit masuk ke tubuhnya,” ujar salah satu dokter yang menangani kasus tersebut.

Zhang akhirnya pulih dan dipulangkan setelah dua minggu menjalani perawatan intensif.

Wu Zhongwen, dokter senior di Rumah Sakit Hangzhou, mengatakan kasus seperti ini bukan hal baru. “Kami telah menerima beberapa pasien yang melakukan praktik serupa. Selain menelan katak hidup, ada juga yang menelan empedu ular, empedu ikan, atau menempelkan kulit katak ke tubuh,” jelasnya.

Wu menambahkan bahwa sebagian besar pasien adalah lansia yang enggan membicarakan kondisi kesehatannya dengan keluarga. Mereka baru mencari pertolongan medis setelah kondisi memburuk.

Ia menegaskan, tidak ada bukti ilmiah bahwa pengobatan tradisional seperti menelan katak atau mengoleskan kulit katak bisa menyembuhkan penyakit. “Sebaliknya, praktik ini justru dapat menyebabkan infeksi parasit serius, kehilangan penglihatan, meningitis, bahkan kematian,” ujarnya.

Fenomena pengobatan tradisional ekstrem semacam ini sering viral di media sosial Tiongkok. Sebelumnya, seorang bayi perempuan berusia enam bulan di Zhejiang juga dirawat di rumah sakit akibat keracunan timbal, setelah ibunya merendam tangan bayi tersebut dalam larutan timbal asetat untuk mengobati eksim berdasarkan saran pengobatan daring.




 
Berita Lainnya :
  • Real Madrid Siap Perlebar Jarak di Puncak, Valencia Datang dengan Misi Kejutan
  • Perkuat Kesiapsiagaan, Brimob Polda Riau Latihan Penanganan Konflik dan Bencana
  • Sabu Disembunyikan di Pembalut, Dua Napi Perempuan Lapas Pekanbaru Diamankan Polisi
  • Kasus Pembunuhan Wanita di Kampar Belum Tuntas, Polres Akan Gelar Perkara Pekan Depan
  • Prabowo ke Presiden Korsel: Indonesia Siap Lanjutkan Pengembangan Pesawat Tempur KF-21
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers