Skoliosis Semakin Marak di Kalangan Gen Z, Dokter Ingatkan Bahaya Gaya Hidup Pasif
Kamis, 09 Oktober 2025 - 09:01:36 WIB
(BabadNews) - Fenomena skoliosis kini banyak ditemukan pada anak muda, terutama generasi Z. Kebiasaan duduk terlalu lama, postur tubuh buruk, dan penggunaan gawai berlebihan disebut menjadi faktor utama meningkatnya kasus kelainan tulang belakang ini.
Salah satu gangguan yang kini semakin sering ditemukan adalah skoliosis, yaitu kelainan tulang belakang yang melengkung ke samping hingga membentuk huruf “S” atau “C”.
Fenomena skoliosis kini kian menonjol di kalangan gen Z yang hidup dalam era serba digital. Aktivitas, seperti belajar daring, bekerja jarak jauh, hingga hiburan berbasis layar membuat mereka lebih banyak duduk daripada bergerak aktif.
Kondisi ini, menurut para ahli, bisa menjadi pemicu gangguan pada tulang belakang apabila dibiarkan tanpa pencegahan yang tepat.
Apa Itu Skoliosis?
Dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (8/10/2025), skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan postur tubuh tidak seimbang. Penderitanya bisa terlihat memiliki bahu yang tidak sejajar, pinggang miring, atau salah satu tulang belikat yang tampak lebih menonjol.
Pada tahap ringan, skoliosis mungkin tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, jika dibiarkan berkembang, kelainan ini dapat menimbulkan nyeri punggung, kesulitan bernapas akibat tekanan pada paru-paru, hingga perubahan bentuk tubuh yang cukup signifikan.
Kebiasaan Buruk Pemicu Skoliosis
Sejumlah pola hidup yang melekat pada keseharian gen Z dinilai berperan besar dalam meningkatnya kasus skoliosis. Berikut ini beberapa kebiasaan yang perlu diwaspadai.
- Duduk terlalu lama tanpa bergerak, terutama saat belajar online, bekerja, atau bermain gim.
- Sering menunduk menatap layar gawai untuk scrolling media sosial atau mengetik pesan.
- Postur duduk yang salah, seperti membungkuk di kursi atau bersandar terlalu miring.
- Kurang berolahraga karena lebih banyak menghabiskan waktu di depan gadget.
Kebiasaan tersebut memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang, sehingga lama-kelamaan dapat memicu perubahan bentuk tubuh dan meningkatkan risiko skoliosis.
Tanda-tanda Skoliosis yang Perlu Diperhatikan
Gejala skoliosis sering kali tidak disadari pada tahap awal. Namun, beberapa tanda berikut ini patut diwaspadai agar dapat segera ditangani.
- Bahu atau pinggul tampak tidak sejajar.
- Tubuh terlihat condong ke salah satu sisi.
- Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
- Nyeri punggung setelah duduk terlalu lama.
Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan medis agar dokter dapat menentukan tingkat kelainan dan memberikan penanganan yang sesuai.
Skoliosis yang tidak diobati bukan hanya berpengaruh pada penampilan, tetapi juga dapat menyebabkan nyeri kronis, gangguan pernapasan akibat tekanan pada paru-paru, hingga perubahan bentuk tubuh yang permanen.
Pentingnya Perubahan Gaya Hidup untuk Mencegah Skoliosis
Para ahli kesehatan menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sejak dini untuk mencegah skoliosis. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan cara sederhana, antara lain:
- Menjaga postur duduk yang benar dan tegak.
- Melakukan olahraga yang memperkuat otot punggung, seperti berenang, yoga, atau pilates.
- Menghindari posisi menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget.
- Memberi jeda setiap 30–60 menit untuk berdiri, meregangkan tubuh, atau berjalan sebentar.
Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu menjaga keseimbangan tulang belakang sekaligus mencegah kelainan tulang semakin parah.
Kini, skoliosis tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Kondisi ini juga menjadi ancaman nyata bagi generasi muda yang kurang memperhatikan postur dan aktivitas fisik.
Dengan kesadaran dan perubahan kebiasaan sederhana, gen Z dapat melindungi tulang belakang mereka dari risiko skoliosis dan mempertahankan postur tubuh yang sehat di masa depan.
Komentar Anda :