Rupiah Melemah ke Rp16.582 per Dolar AS, Tertekan Penguatan Greenback
Jumat, 10 Oktober 2025 - 13:22:53 WIB
(BabadNews) – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/10/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terkoreksi 14 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp16.582 per dolar AS, seiring penguatan indeks dolar yang mendekati level tertinggi dua bulan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah hari ini terkoreksi sebesar 14 poin (0,08%) ke level Rp 16.582 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat turun 0,16% ke level 99,37.
Pada perdagangan Kamis (9/10/2025), mata uang rupiah sempat ditutup menguat tipis 5 poin di level Rp 16.568.
Dikutip dari Reuters, dolar AS menguat mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir pada Jumat (10/10/2025). Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di level 99,4 dan bersiap mencatat kenaikan mingguan sebesar 1,7%, yang menjadi lonjakan terbesar dalam setahun terakhir.
Chris Weston, kepala riset di Pepperstone, menjelaskan bahwa reli dolar terbaru ini berlawanan dengan posisi pasar dan mendorong aksi penutupan posisi jual (short covering) terhadap dolar AS.
“Namun, masih ada keraguan besar bahwa dolar dapat menembus level 100 secara signifikan, mengingat pada Mei lalu level itu sempat dicapai tetapi cepat terkoreksi,” ujarnya dalam sebuah catatan.
Sementara itu, kebuntuan akibat shutdown pemerintah AS membuat investor kekurangan data ekonomi untuk menilai arah kebijakan The Fed.
Menurut CME Group FedWatch Tool, pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 95% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Oktober mendatang. Namun, peluang pemangkasan tambahan pada Desember turun menjadi 80%, dari 90% pada pekan sebelumnya.
Presiden The Fed New York John Williams pada Kamis (9/10/2025) juga mengisyaratkan bahwa dirinya akan nyaman jika bank sentral AS kembali menurunkan suku bunga, meskipun sejumlah pembuat kebijakan masih khawatir terhadap tekanan inflasi yang meningkat.
Komentar Anda :