PSSI dan Patrick Kluivert Sepakat Berpisah, Timnas Indonesia Akan Cari Pelatih Baru
Jumat, 17 Oktober 2025 - 09:34:39 WIB
(BabadNews) - Setelah gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert resmi berpisah dengan PSSI. Federasi menyebut keputusan itu diambil berdasarkan evaluasi kinerja dan arah baru pembinaan tim nasional.
PSSI dan tim kepelatihan yang sebelumnya menandatangani kontrak berdurasi dua tahun sepakat untuk menghentikan kerja sama lebih awal. Langkah ini disebut dilakukan berdasarkan pertimbangan dinamika internal serta arah strategis pembinaan tim nasional ke depan.
Dengan keputusan ini, Patrick Kluivert dan timnya tidak lagi terlibat dalam penanganan Timnas Indonesia, baik pada level senior, U-23, maupun U-20.
Dalam keterangan resminya, PSSI juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh staf kepelatihan selama masa tugas mereka. Pengakhiran kerja sama ini disebut sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan sepak bola nasional.
Salah satu faktor utama yang membuat Patrick Kluivert kehilangan jabatannya adalah kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026. Harapan besar publik kandas setelah skuad Garuda menelan dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1).
Hasil tersebut memastikan langkah Indonesia terhenti pada babak kualifikasi, sekaligus memicu kekecewaan mendalam dari para pendukung.
Tak hanya jajaran pimpinan PSSI yang disorot, nama Patrick Kluivert pun menjadi sasaran kritik publik. Ekspektasi besar yang semula mengiringi kedatangannya justru berubah menjadi kekecewaan mendalam.
Tak hanya karena hasil akhir, sejumlah keputusan Patrick Kluivert selama menukangi Timnas Indonesia juga menuai kritik tajam. Berikut beberapa di antaranya:
Debut Tuai Kritik
Debut Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia berlangsung dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Australia.
Sayangnya, pertandingan ini langsung memunculkan banyak kritik. Kluivert dianggap terlalu berani mengubah pendekatan taktik yang sebelumnya sudah cukup stabil.
Perubahan gaya bermain menjadi lebih menyerang dan kurang adaptif dinilai tidak sesuai dengan karakter pemain yang ada.
Tak hanya itu, rotasi besar-besaran dalam susunan pemain turut memperburuk performa tim. Akibatnya, skuad Garuda harus menelan kekalahan tipis 0-1 dari Australia.
Keputusan untuk melakukan perubahan total dalam waktu singkat dianggap tidak bijak. Para pemain disebut belum cukup siap memahami taktik baru yang diusung Kluivert, apalagi mengingat perbedaan besar antara pendekatan miliknya dan sistem milik pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong.
Kesalahan Kontra Arab Saudi
Pertandingan berikutnya melawan Arab Saudi menjadi titik balik yang memperparah situasi Patrick Kluivert di mata publik. Dalam duel sengit tersebut, Timnas Indonesia tumbang 2-3.
Meskipun tampil dengan formasi 4-3-3, strategi ini dinilai tidak berjalan efektif karena pemilihan pemain yang keliru.
Beberapa keputusan Kluivert, seperti menurunkan Marc Klok, Beckham Putra Nugraha, dan Yakob Sayuri sebagai starter, banyak dipertanyakan. Lebih parahnya, Kluivert tidak segera melakukan perubahan meski permainan Indonesia tampak tidak berkembang.
Kritik paling tajam diarahkan padanya ketika tetap membiarkan Marc Klok bermain penuh meski tampil jauh di bawah performa terbaiknya. Klok bahkan dianggap sebagai penyebab utama kebobolan pertama yang menjadi titik balik kekalahan Timnas Indonesia.
Puncak Kegagalan: Gagal ke Piala Dunia 2026
Sejak awal kedatangannya, Patrick Kluivert membawa harapan besar bagi publik sepak bola Indonesia. Namanya yang besar sebagai legenda sepak bola Belanda membuat masyarakat percaya ia bisa membawa Timnas Garuda ke level lebih tinggi.
Namun, perjalanan justru berjalan sebaliknya. Jika pada era Shin Tae-yong Timnas Indonesia berhasil membangun fondasi kuat dengan pencapaian yang signifikan, maka di bawah Kluivert performa tim justru menurun. Hasil buruk pada kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi puncak dari rangkaian kegagalan tersebut.
Kegagalan ini bukan sekadar kehilangan tiket ke turnamen terbesar dunia, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi kepercayaan publik terhadap proyek besar PSSI. Patrick Kluivert pun akhirnya harus menerima kenyataan pahit, kariernya bersama Timnas Indonesia berakhir lebih cepat dari yang direncanakan.
Komentar Anda :