(BabadNews)  - Harga kebutuhan pokok seperti cabai merah, ayam ras, dan telur ayam kembali naik. BPS Riau melaporkan inflasi tahunan nyaris tembus 5 persen pada Oktober 2025.
Hal ini disampaikan Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi, Selasa, 4 November 2025. Menurutnya, inflasi di Riau terjadi karena adanya kenaikan pada delapan kelompok pengeluaran. 
"Kenaikan harga terbesar terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 13,92 persen, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 9,51 persen," ujarnya.
Kelompok pendidikan, restoran, kesehatan, pakaian, transportasi, dan perumahan juga turut menyumbang inflasi.
Menurutnya, komoditas pangan yang paling dominan menyebabkan inflasi adalah cabai merah, emas perhiasan, daging ayam ras, telur ayam ras, nasi dengan lauk, beras, dan sigaret kretek mesin.
Di samping itu, komoditas penyumbang deflasi antara lain bawang putih, sabun cair, tarif parkir, ikan nila, jengkol, dan telepon seluler.
Meskipun demikian, ia menjelaskan bahwa angka inflasi YoY Riau masih terkendali berdasarkan skala perhitungannya. Dimana inflasi di kisaran 4-5 persen adalah tekanan harga yang relatif terkendali.
"Tetapi, kita tetap harus waspada mengingat menjelang akhir tahun sangat identik dengan peningkatan permintaan masyarakat yang menyebabkan kenaikan harga," jelasnya.
Lanjutnya, daerah yang perlu waspada terutama adalah daerah dengan Inflasi tertinggi di Riau, yakni di Tembilahan. Dimana, angka inflasi daerah tersebut sebesar 6,14 persen dengan IHK 111,68. Sementara inflasi terendah terjadi di Kabupaten Kampar sebesar 4,68 persen dengan IHK 111,56.
Secara month to month (m-to-m), Riau justru mengalami deflasi sebesar -0,06 persen, sementara secara year to date (y-to-d) tercatat inflasi sebesar 3,85 persen.
Deflasi ini disebabkan tiga kelompok pengeluaran, yakni kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,78 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,55 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.
 
 
	
    
    
	
	
Komentar Anda :