(BabadNews) - Wabah penyakit Ngorok kembali menyerang ternak sapi dan kerbau di Kuantan Singingi. Dalam dua bulan terakhir, sejumlah hewan ternak milik petani di kawasan Sungai Kukok–Duta, Kecamatan Kuantan Tengah, ditemukan mati mendadak. Petugas peternakan memastikan penyebabnya adalah penyakit menular septicemia epizootica.
Pengakit ngorok (epticamia epizootica/SE), merupakan penyakit menular yang sering muncul atau rentan terhadap kerbau dan sapi.
Gejalanya, berbunyi pada kerongkongan seperti ada gangguan pada pernapasan. Akibatnya demam dan lesu, (tak ada nasfu makan).
Selain itu, ternak yang terserang penyakit Ngorok, dibagian leher atau tenggorokan terdengar ngorok.
Dalam beberapa hari ini, kasus ini ditemukan pada ternak kerbau dan sapi milik masyarakat Kopah Kecamatan Kuantan Tengah di area penggembalaan Sungai Kukok-Duta.
"Memang, kalau akhir-akhir ini ditemukan di area Kukok-Duta. Ternak sapi dan kerbau milik petani mati," kata Kadisbunak Kuansing Andriyama Putra melalui Kabid Kesehatan Hewan, drh Asrul, Rabu (5/11/2025).
Makanya, Disbunak Kuansing menganjurkan, sebagai upaya pencegahan dan menekan makin banyaknya ternak milik masyarakat yang mati, dilakukan vaksinasi ternak.
"Kami sudah meminta agar kelompok tani mengumpulkan ternak-ternak mereka untuk dilakukan vaksinasi," ujar Asrul. Selain melakukan vaksinasi terhadap ternak milik petani, Asrul menyarankan untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan.
Penyakit Ngorok pada ternak, merupakan penyakit siklus tahunan. Tetapi tahun ini, jumlah ternak yang mati cukup tinggi dibanding tahun lalu.
Hanya saja, berapa jumlahnya belum bisa dirincikan Disbunak.
Sebelum di daerah Kopah Kecamatan Kuantan Tengah, bulan lalu, penyakit Ngorok ditemukan juga di daerah Singingi Hilir yang dilakukan melakukan vaksinasi.
Untuk vaksin yang tersedia saat ini, diakui Asrul terbatas. Hanya tersedia 500 vaksin. Makanya, vaksinasi dilakukan ke ternak milik kelompok tani yang sudah siap di datangi petugas.
Komentar Anda :