www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Bumi Pada Zaman Dahulu, Sangat Berbeda dengan Kondisinya Sekarang
Selasa, 20 Februari 2024 - 11:17:50 WIB
TERKAIT:
   
 

(BABADNEWS) - Bumi pada zaman dahulu, sangat berbeda dengan kondisinya sekarang. Pada suatu saat, Bumi adalah bongkahan es dan salju berwarna putih terang. Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Australia memberikan bukti yang cukup nyata mengenai kondisi ini dan apa alasan di baliknya.

"Bayangkan Bumi hampir seluruhnya membeku. Hal itulah yang terjadi sekitar 700 juta tahun yang lalu, planet ini diselimuti es dari kutub ke khatulistiwa dan suhu turun drastis," kata Dr. Adriana Dutkiewicz, Future Fellow Australian Research Council (ARC) dan profesor di Universitas Sydney.

Apa yang menyebabkan hal ini masih menjadi pertanyaan terbuka. Menurut Dutkiewicz, yang memimpin penelitian, tim tersebut berhasil membuat penemuan penting selama kunjungan lapangan ke Flinders Range di Australia Selatan.

Dengan menggunakan model lempeng tektonik yang menunjukkan letak benua dan cekungan lautan di Bumi sekitar 700 juta tahun yang lalu, tim menemukan titik awal zaman es dahsyat. Glasiasi Sturtian, begitu namanya, berlangsung antara 717 hingga 660 juta tahun yang lalu.

Apa yang mungkin menyebabkan dimulainya periode waktu beku ini? Ilmuwan menyebut hilangnya emisi karbon dioksida secara signifikan dari gunung berapi di Kanada. Hal itu mengakibatkan situasi Planet Es yang berkepanjangan.

"Saat itu, tidak ada hewan multiseluler atau tumbuhan darat di Bumi. Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer hampir seluruhnya ditentukan oleh pelepasan gas CO2 dari gunung berapi dan proses pelapukan batuan silikat, yang mengonsumsi CO2," jelas Dutkiewicz.

Nah, jika Bumi bisa membeku sebelumnya, bisakah Bumi membeku lagi nanti? Sebelum manusia menguasai Bumi, iklim planet ini dipengaruhi secara alami oleh geologi dan cuaca. Berbeda dengan saat ini, aktivitas manusia seperti pembakaran batu bara memperburuk perubahan alam tersebut.

Dikutip detikINET dari Space, Dutkiewicz menambahkan bahwa meskipun perubahan besar membutuhkan waktu, kita harus tetap berhati-hati dalam menjaga planet kita.

"Apa pun yang terjadi di masa depan, penting untuk dicatat bahwa perubahan iklim geologis, seperti yang dipelajari di sini, terjadi sangat lambat," kata Dr. Dutkiewicz. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Geology edisi Februari.

Sumber: Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • Ahmad Doli: Musda Golkar Riau Harus Bersih, Tanpa Money Politic
  • DPRD Pekanbaru Minta Damkar Lakukan Investigasi Setiap Kasus Kebakaran
  • BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Riau Hari Ini
  • Langgar Jam Jualan, Pasar Tumpah Pekanbaru Bakal Ditertibkan
  • 9.800 Siswa SD di Rohul Bakal Terima Seragam Gratis Desember Ini
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers