www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Akademi Ilmu Sosial Shanghai Perkirakan Populasi China Akan Turun 60 Persen pada Akhir Abad Ini
Selasa, 27 Februari 2024 - 10:36:45 WIB
TERKAIT:
   
 

BEIJING (BABADNEWS) - The Shanghai Academy of Social Sciences (SASS)/ Akademi Ilmu Sosial Shanghai memperkirakan populasi China akan turun 60 persen pada akhir abad ini.

Adapun China saat ini berada di peringkat kedua sebagai pemegang populasi terbesar kedua di dunia dengan penduduk mencapai lebih dari 1,4 miliar. Namun SASS memproyeksikan, jumlah tersebut bakal menyusut menjadi 525 juta pada tahun 2100. Menurut SASS, perkiraan terbaru ini 62 juta lebih sedikit dari proyeksi tahun sebelumnya.

Laporan dari SASS muncul setelah data dari biro statistik China mengungkapkan bahwa jumlah kematian di China melebihi jumlah kelahiran untuk tahun kedua secara berturut-turut pada tahun 2023.

Apa artinya penyusutan populasi bagi China? Penurunan populasi yang signifikan diyakini dapat berdampak pada ekonomi China dan menurut para analis, akibatnya ekonomi global juga bakal merasakan efeknya.

Peneliti senior Universitas Victoria, Peng Xiujian memprediksi, bahwa tren tersebut dapat mengurangi belanja konsumen di China sekaligus meningkatkan upah dan pengeluaran pemerintah. Namun, analis lain melihat penurunan populasi sebagai peluang untuk mengatasi tantangan lingkungan dan sumber daya bagi Negeri Tirai Bambu -julukan China-.

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan populasi global pada tahun 2100 berdasarkan berbagai tren bakal mencapai 8,9 hingga 12,4 miliar.

Faktor penurunan populasi bagi China? Tren baru-baru ini menunjukkan lebih banyak kematian daripada kelahiran di China, berkontribusi pada proyeksi. Berbagai faktor, termasuk urbanisasi negara dan kebijakan satu anak sebelumnya, juga ikut andil pada penurunan kelahiran di China selama beberapa dekade.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, tantangan demografis dan ekonomi, seperti tenaga kerja yang mulai menua, pengangguran kaum muda dan tingkat kesuburan yang rendah, dipandang sebagai alasan utama penurunan ini. Meskipun ada upaya pemerintah untuk mendorong keluarga yang lebih besar, perubahan preferensi, faktor ekonomi dan tingginya biaya hidup di daerah perkotaan telah membatasi dampaknya.

Sumber: Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • UAS Imbau Masyarakat Tenang, Klarifikasi Bahwa Gubernur Riau Hanya Dimintai Keterangan oleh KPK
  • 3 Bulan Dana Belum Turun, Kantor Lurah Sungai Mempura Gelap-Gelapan Tanpa Listrik
  • PSPS Pekanbaru Fokus Bangkit Hadapi Persiraja di Laga Penutup Putaran Pertama
  • Ubah Sampah Jadi Energi, Gubri Targetkan Riau Miliki Fasilitas PSEL Modern
  • LAN Kuansing Dukung Polda Riau Tertibkan PETI: Jaga Lingkungan dan Ketertiban Sosial
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers