babadnews.com PEKANBARU - BPS Provinsi Riau mencatat pada Februari 2024 ada empat kabupaten/kota di Riau mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,86 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,44 pada Februari 2023 menjadi 106,40 pada Februari 2024.
Kepala BPS Riau, Asep Triadi, Jumat (1/3/24) mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kampar sebesar 4,63 persen dengan IHK sebesar 108,56 dan terendah terjadi di Tembilahan sebesar 1,76 persen dengan IHK sebesar 104,00.
Menurutnya, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,23 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,97 persen.
Diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,89 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,38 persen; kelompok transportasi sebesar 2,31 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,36 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,25 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,47 persen.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,39 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,35 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,18 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada Februari 2024, antara lain beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai merah, nasi dengan lauk, bawang putih, telur ayam ras, emas perhiasan, mobil, ayam hidup, angkutan udara, Sigaret Putih Mesin (SPM), ketupat/lontong sayur, daging ayam ras, Sigaret Kretek Tangan (SKT), pisang, gula pasir, cabai rawit, kentang, bakso siap santap, terong, dan tomat," jelasnya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y, antara lain ikan serai, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, udang basah, tahu mentah, ikan nila, sabun mandi cair, ikan asin teri, bahan bakar rumah tangga, petai, dan ikan kembung, minyak goreng, shampo, ikan baung, cumi-cumi, air kemasan, pir, ikan patin, sabun cair/cuci piring, celana panjang jeans pria, dan sabun detergen bubuk.
"Kemudian, untuk tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,59 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,70 persen," jelasnya.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi m-to-m pada Februari 2024, antara lain cabai merah, cabai rawit, nasi dengan lauk, beras, ayam hidup, kentang, angkutan udara, daging ayam ras, bawang putih, terong, minyak goreng, cabai hijau, ikan lele, jengkol, buncis, bakso siap santap, tarif kendaraan travel, mobil, dan ikan serai.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m, antara lain ikan tongkol/ikan ambu-ambu, bawang merah, telur ayam ras, bayam, tomat, wortel, kangkung, sawi putih, sawi hijau, kol putih/kubis, emas perhiasan, udang basah, ikan teri, ikan kembung, tahu mentah, dan daun bawang.
sumber : riauterkini
	
    
    
	
	
Komentar Anda :