www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Uni Eropa Kecam Paus Fransiskus karena Serukan Ukraina Kibarkan Bendera Putih
Sabtu, 16 Maret 2024 - 09:04:11 WIB
TERKAIT:
   
 

BRUSSELS (BABADNEWS) - Uni Eropa (UE) mengecam pernyataan Paus Fransiskus yang menyerukan Ukraina untuk berani mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri perang.

Pernyataan pemimpin Vatikan itu dipandang Kyiv dan sekutu Barat-nya sebagai seruan untuk menyerah.

Kecaman dari UE disampaikan kepala kebijakan luar negeri blok tersebut, Josep Borrell. Menurutnya, pernyataan Paus Fransiskus adalah tindakan yang tidak pantas dan tidak tepat waktu.

Kecaman Borrell muncul setelah pemimpin Gereja Katolik itu menyatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun penyiaran Swiss; RSI, akhir pekan lalu bahwa Kyiv harus menunjukkan keberanian mengibarkan “bendera putih” dan mengadakan perundingan perdamaian dengan Rusia.

“Paus Suci memasuki sebuah taman di mana tidak ada yang mengundangnya...Tapi menyerukan Ukraina untuk menyerah lebih dari sekedar keinginan untuk perdamaian,” kata diplomat blok Eropa itu dalam wawancara pada hari Kamis dengan radio publik Spanyol; RNE, yang dilansir Russia Today, Jumat (15/3/2024).

Borrell melanjutkan dengan menyatakan; “Sekarang bukanlah saat yang tepat untuk menawarkan Ukraina untuk menyerah. Sebaliknya, inilah saatnya kita perlu terus membantu."

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, merespons seruan itu tanpa secara khusus menyebut Paus Fransiskus. “Mereka mendukung kami dengan doa, diskusi, dan perbuatan. Ini memang sebuah gereja dengan umatnya,” kata Zelensky.

"Tidak sejauh 2.500 km, di suatu tempat, mediasi virtual antara seseorang yang ingin hidup dan seseorang yang ingin menghancurkan Anda,” lanjut Zelensky.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, menulis di platform X, mengatakan: ”Orang kuat dalam perselisihan apa pun berdiri di pihak yang baik daripada berusaha menempatkan mereka pada pijakan yang sama dan menyebutnya sebagai ‘negosiasi’.”

“Bendera kami berwarna kuning dan biru,” tulis Kuleba dalam bahasa Inggris, mengacu pada bendera nasional Ukraina.

“Ini adalah bendera yang kami gunakan untuk hidup, mati, dan menang. Kami tidak akan pernah mengibarkan bendera lain.”

Kuleba juga menunjuk pada tuduhan bahwa Paus Pius XII gagal bertindak melawan Nazi di Jerman pada Perang Dunia II.

“Saya mendesak (Vatikan) untuk tidak mengulangi kesalahan di masa lalu dan mendukung Ukraina serta rakyatnya dalam perjuangan yang adil untuk hidup mereka,” tulisnya.

Hal itu mengacu pada argumen lama bahwa Paus Pius tidak mengambil tindakan meskipun ada bukti yang muncul selama perang mengenai sejauh mana Holocaust.

Sebuah surat yang dipublikasikan tahun lalu dari arsip Vatikan tampaknya menunjukkan bahwa Pius telah mengetahui rincian tindakan Nazi untuk memusnahkan orang-orang Yahudi sejak tahun 1942.

Para pendukung Pius mengatakan dia bekerja di belakang layar untuk membantu orang-orang Yahudi dan tidak bersuara untuk mencegah memburuknya situasi umat Katolik di Eropa yang diduduki Nazi.

Para pengkritiknya mengatakan dia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan informasi yang dia peroleh meskipun ada permintaan dari kekuatan sekutu yang memerangi Jerman.

Pimpinan Gereja Katolik Ritus Timur di Ukraina yang beranggotakan 5 juta orang, Uskup Agung Sviatoslav Shevchuk, juga menolak komentar Paus Fransiskus.

“Ukraina terluka, tapi belum ditaklukkan! Ukraina sudah kehabisan tenaga, namun mereka tetap bertahan dan akan bertahan!” tulis situs web gereja mengutip ucapan Shevchuk. “Percayalah, tidak ada seorang pun yang berpikir untuk menyerah.”

Zelensky menyerukan penarikan seluruh pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan Ukraina pasca-Soviet. Sedangkan Kremlin mengesampingkan keterlibatan dalam pembicaraan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Kyiv.

Paus Fransiskus telah beberapa kali mengecewakan para pejabat Ukraina dalam perang tersebut, termasuk seruannya tahun lalu kepada pemuda Rusia untuk merasa bangga sebagai pewaris tsar seperti Peter Agung, yang dijadikan contoh oleh Presiden Vladimir Putin untuk membenarkan tindakannya di Ukraina.

Sumber: Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • Pelaku Pencabulan di Pelalawan Ditangkap Setelah Buron, Korban Ternyata Keponakan Sendiri
  • 4.932 Permohonan Paspor Diterbitkan Imigrasi Selatpanjang Selama Januari–Oktober 2025
  • Ratusan Penumpang Terjebak, Penyeberangan Ro-Ro Bengkalis Lumpuh Empat Jam
  • Harga TBS Mitra Plasma Riau Turun, Pekan Ini Rp3.553 per Kg
  • Hendak Ajak Melayat, Mahasiswa Temukan Tetangga Sudah Tak Bernyawa di Rumah
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai Bangun Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers