www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Menurut Psikologi, Ini Alasan Orang Sering Buat Status di Media Sosial
Rabu, 29 Mei 2024 - 10:40:11 WIB
TERKAIT:
   
 

JAKARTA (BABADNEWS) - Pengaruh media sosial terhadap pikiran sadar manusia dengan mengamati aktivitas-aktivitas yang dibagikan orang lain melalui statusnya dapat mengembangkan minat. Contohnya ketika pengguna yang membagikan kegiatannya sedang berbuat kebaikan, berolahraga, atau belajar.


Dilansir dari Medium, terdapat beberapa penjelasan berdasar psikologi terhadap kepribadian seseorang yang suka membuat status WhatsApp atau Instagram.

Ketertarikan seseorang dalam membagikan konten-konten kehidupan mereka karena adanya perasaan perlu mengunggah hal-hal di media sosial.

Menurut psikolog Wilcox dan Stephen dalam makalah Are Close Friends the Enemy? Online Social Networks, Self-Esteem, and Self-Control, situs media sosial dapat meningkatkan harga diri dan pengendalian diri.

Orang-orang yang cenderung menampilkan pandangan dirinya dalam hal positif, dapat menaikkan tingkat percaya diri terhadap teman online. Mereka secara aktif mem-posting kegiatan kehidupan nyatanya agar orang lain dapat menikmati dan menyaksikan pengalamannya.

Alasan lain mengapa orang sering membuat status WhatsApp adalah kepribadian mereka yang bisa dibilang narsistik. Yaitu mencerminkan kebutuhan hidup mereka untuk dikagumi orang lain dan menginginkan pengakuan yang positif pada posting-an yang dibagikan.

Hal itu tidak hanya membuat lebih rentan terhadap jumlah suka dan komentar yang diterima, tetapi juga dapat menyebabkan kecanduan psikologis bahkan bisa menurunkan materi putih otak.

Menggunakan media sosial untuk meningkatkan harga diri adalah ide yang buruk. Karena hal itu menunjukkan bahwa seseorang harus melihat ke luar untuk meningkatkan emosi yang bernilai dibandingkan ke dalam diri.

Penilaian kognitif dan emosional atas nilai diri sendiri adalah definisi dari harga diri yang keliru berdasar jumlah suka dan komentar dengan kepuasan jangka pendek. Mereka gagal memiliki kebebasan untuk berkembang tanpa khawatir akan kegagalan yang tidak seharusnya mengubah nilai fundamental.

Kecanduan dengan menerima pengakuan yang berlebihan dari orang lain secara online, menyebabkan kita mengabaikan kebahagiaan yang seharusnya dirasakan. Orang-orang yang mempunyai tujuan lebih cenderung menolak peningkatan harga diri yang datang dari menerima suka dan komentar di media sosial.

Sumber: Riaupos.com




 
Berita Lainnya :
  • Syafruddin Iput Desak Solusi Permanen Atasi Banjir di Kecamatan Bangko
  • Wali Kota Pekanbaru: Pemerintah Siap Dukung Pekanbaru FC dari Fasilitas hingga Anggaran
  • Fenomena Supermoon Beaver 2025, Paling Terang Sepanjang Tahun, Terjadi 5 November
  • Harga Cabai, Ayam, dan Telur Naik, Inflasi Riau Hampir 5 Persen
  • Pelaku Pencabulan di Pelalawan Ditangkap Setelah Buron, Korban Ternyata Keponakan Sendiri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers