Rupiah Ditutup Menguat, Rp16.375 per Dolar AS, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI 2024 Bakal Stabil
JAKARTA (BabadNews) - NILAI tukar rupiah ditutup menguat sebesar 19 poin atau 0,12 persen ke level Rp16.375 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan, Selasa (25/6). Berdasarkan, data Bloomberg, rupiah bahkan menguat dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp16.394.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, meskipun data inflasi bulan Mei cukup menggembirakan, namun data tersebut masih menunjukkan tekanan harga masih relatif tinggi.
Menurutnya, indeks manajer pembelian yang kuat pada bulan Juni juga memicu kekhawatiran bahwa kekuatan ekonomi AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
‘’Fokus minggu ini adalah pada data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve. Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi sedikit mereda namun tetap jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar 2 persen,’’ kata Ibrahim dalam analisisnya, Selasa (25/6).
Selain itu, para menteri Tiongkok terlihat terlibat dalam dialog dengan para pejabat Jerman mengenai potensi pengurangan atau bahkan pencabutan tarif yang akan diberlakukan mulai bulan Juli. Namun, Kanada terlihat mempertimbangkan pembatasan impor kendaraan listrik Cina, sebagaimana dilakukan oleh AS dan UE. ‘’Langkah seperti itu dapat memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Cina dan negara-negara Barat. Kekhawatiran terhadap Cina telah menjadi beban utama sentimen terhadap pasar Asia dalam beberapa sesi terakhir, terutama jika negara tersebut meningkatkan ketegangan perdagangan dengan negara-negara besar lainnya,’’ jelas Ibrahim.
Di sisi lain, penguatan rupiah didorong oleh Bank Dunia (World Bank) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil pada tahun depan dan tahun-tahun mendatang. Proyeksi ini didorong oleh peningkatan belanja masyarakat, peningkatan investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil.
Sedangkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari tahun 2024 hingga 2026. Bahkan, pertumbuhan rata-rata diperkirakan dapat dicapai meskipun ada tantangan dari meredanya lonjakan harga komoditas, peningkatan volatilitas harga pangan dan energi, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Di sisi lain, keberhasilan kinerja ekonomi Indonesia itu sebagian besar berkat kerangka kebijakan makroekonomi yang kuat dari pemerintah yang membantu menarik investasi. Bahkan, Bank Dunia memperkirakan BI akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan. Sementara itu, pemerintah meningkatkan belanja sosial dan investasi publik di tengah penurunan pendapatan karena meredanya lonjakan harga komoditas.
‘’Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.320-16.400,’’ jelas Ibrahim.(esi)
Sumber:riaupos.com
Komentar Anda :