www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Namun, kini keluarga mendapatkan kabar bahwa pamannya itu sedang berada di Myanmar dalam kondisi disekap.
Kamis, 12 September 2024 - 10:41:19 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews) - Belasan warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Mereka dikabarkan tengah disekap di wilayah konflik di Myanmar.

Video para korban yang meminta pertolongan saat disekap di Myanmar terekam dalam video yang tersebar di media sosial.

Para korban terlihat duduk di sebuah ruangan dan berkumpul sambil sesekali menundukkan kepala hingga meminta dipulangkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Salah satu keluarga korban TPPO Dania Ramadhan (23 tahun) mengatakan awalnya ada teman pamannya yang mengajak bekerja di Thailand dengan iming-iming gaji yang cukup besar.

Namun, kini keluarga mendapatkan kabar bahwa pamannya itu sedang berada di Myanmar dalam kondisi disekap.

“Kalau pertama diajaknya itu ke Thailand, tetapi lama-kelamaan di sana dipindah ke Myanmar. Awalnya kerjanya di pabrik, tetapi ke sananya enggak jelas informasinya kerjanya di mana,” kata Dania.

Keluarga kini cemas setelah mendapatkan kabar adanya penyekapan. Pihak keluarga berharap agar Pemerintah Indonesia dapat membantu memulangkan keluarganya itu dari Myanmar.

“Iya berharap pengin cepat dipulangkan saja, kasihan, mudah-mudahan pemerintah juga bisa membantu kepulangan paman saya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) DPC Sukabumi Jejen Nurjanah mengatakan total korban penyekapan yang sudah terdata oleh SBMI ada sekitar 11 warga Kabupaten Sukabumi.

Para korban TPPO itu berangkat ke Thailand menggunakan visa kunjungan, tetapj setelah tiba di negara tersebut, mereka dipindahkan ke Myanmar.

"Jelas ini TPPO karena dia diberangkatkan dengan iming-iming gaji yang besar, kerjanya di Thailand. Kerjanya jadi admin salah satu perusahaan," ujarnya.

Jejen menyabut kasus korban TPPO ini sudah sampai ke Kementerian Luar Negeri Indonesia, bahkan pihak SBMI mendapatkan kabar bahwa para korban kini disekap di wilayah konflik di Myanmar yang sangat sulit untuk bisa dipulangkan.

"Kan negara konflik, sementara KBRI tidak punya kewenangan untuk mengambil warga negaranya ke tempat asal dan juga itu berbahaya sekali, karena di sana yang paling berkuasa adalah pemberontak yang mungkin resikonya sangat tinggi itu menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri, itu nyawa taruhannya," ungkapnya.

Sumber: Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • Syafruddin Iput Desak Solusi Permanen Atasi Banjir di Kecamatan Bangko
  • Wali Kota Pekanbaru: Pemerintah Siap Dukung Pekanbaru FC dari Fasilitas hingga Anggaran
  • Fenomena Supermoon Beaver 2025, Paling Terang Sepanjang Tahun, Terjadi 5 November
  • Harga Cabai, Ayam, dan Telur Naik, Inflasi Riau Hampir 5 Persen
  • Pelaku Pencabulan di Pelalawan Ditangkap Setelah Buron, Korban Ternyata Keponakan Sendiri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers