www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Tolak Keras Potongan Pensiun Tambahan, KSBSI Riau: Buruh Terancam Upah Murah
Sabtu, 21 September 2024 - 15:58:10 WIB
TERKAIT:
   
 

PEKANBARU (BabadNews) - Rencana pemerintah untuk memotong gaji pekerja sebagai bagian dari program pensiun tambahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) menuai penolakan dari berbagai kalangan. Penolakan keras tidak hanya datang dari asosiasi buruh, tetapi juga dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta para pengusaha.

Salah satu suara penolakan datang dari Koordinator Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Riau, Juandy Hutauruk. "Sejak awal kami menolak P2SK," tegas Juandy, Sabtu (21/9/2024).

Ia menambahkan bahwa KSBSI sudah menyatakan sikap menolak sejak regulasi tersebut pertama kali muncul, bukan hanya terkait penerapan pemotongan tambahan untuk iuran pensiun.

Menurut Juandy, pemotongan gaji yang berlaku saat ini sudah cukup memberatkan bagi para buruh, terutama mereka yang hanya menerima upah minimum.

"Dengan penerapan P2SK, buruh akan semakin terjebak dalam kondisi upah murah dan ini akan memicu depresi bagi kaum buruh yang selama ini telah termarjinalkan," ujarnya.

Ia menyoroti bahwa dengan adanya berbagai potongan seperti Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Pensiun (JP), asuransi kesehatan, serta iuran perumahan, sudah seharusnya kondisi ini dinilai cukup ideal bagi pekerja di Indonesia.

Juandy juga menekankan bahwa sistem pengupahan yang saat ini berlaku masih terikat dengan rumusan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang diatur oleh pemerintah berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang menurutnya sering kali tidak menguntungkan buruh.

KSBSI mendesak pemerintah untuk lebih peduli terhadap nasib buruh. "Kami menyarankan agar pemerintah memperbaiki regulasi yang ada dan meningkatkan pengawasan ketenagakerjaan," kata Juandy.

Ia berharap pemerintah dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta mendorong produktivitas buruh melalui kebijakan yang lebih adil dan berimbang. "Jika pemerintah memberikan perlakuan yang setara, produktivitas para buruh akan meningkat," tutupnya.

Penolakan ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah untuk mempertimbangkan kembali rencana pemotongan gaji demi menghindari ketidakpuasan yang lebih luas di kalangan buruh yang merasa tertekan oleh kebijakan tersebut.

Sumber: Halloriau.com




 
Berita Lainnya :
  • Antisipasi Musim Hujan, Polres Kuansing Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana
  • DPRD Pekanbaru Evaluasi Pengelolaan Parkir, PT Yabisa Setor Rp20 Juta per Hari
  • Solar Langka di Pekanbaru, Diduga Akibat Gangguan Distribusi Pertamina
  • MKD Putuskan Uya Kuya dan Adies Kadir Tak Bersalah, Sahroni dan Eko Patrio Disanksi
  • Gaji ASN Siak Belum Cair, Pemkab Sebut SIPD Kemendagri Sedang Maintenance
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers