PEKANBARU (BabadNews) - Gejala kelelahan pada mata seringkali disebabkan computer vision syndrome. Computer vision syndrome merupakan suatu kumpulan gangguan mata akibat penggunaan gadget, seperti komputer, tablet, atau handphone. Munculnya gangguan ini terkait dengan kegiatan melihat dekat dalam periode yang lama. Gejala yang sering dialami biasanya mata terasa tegang, mata merah, penglihatan kabur, penglihatan ganda, sensasi mengganjal dan pedih, nyeri bahu, atau nyeri kepala.

Era digital telah merubah penggunaan gawai elektronik. Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk melakukan social distancing dan menormalisasi berkegiatan di rumah melalui webinar dan pertemuan daring. Hal ini tentu saja meningkatkan durasi dan jumlah penggunaan gawai. Hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen usia dewasa menggunakan minimal 2 gawai secara bersamaan dan mempengaruhi 88 persen dari pekerja pengguna komputer mengalami computer vision syndrome. Di Indonesia, sebanyak 87,2 persen siswa SMA pengguna komputer mengalami computer vision syndrome. Faktor resiko yang memicu terjadinya computer vision syndrome meliputi usia, jenis kelamin, penggunaan kacamata, lensa kontak, kelainan dan permukaan mata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja jarak dekat yaitu durasi bekerja, pencahayaan, penggunaan pendingin ruangan, posisi duduk, dan kebiasaan berkedip. Saat bekerja dengan gawai dalam periode waktu yang lama, mata bekerja lebih keras untuk berakomodasi dengan tujuan mencapai fokus sehingga gambar terlihat jelas. Bekerja dengan komputer lebih dari 3 jam beresiko besar menderita computer vision syndrome.

Pencahayaan redup akan menyebabkan kelelahan pada otot mata. Otot akan berusaha memfokuskan gambar saat bekerja di depan komputer. Pada kondisi pencahayaan terlalu terang justru menimbulkan rasa silau sehingga gambar terlihat lebih kabur. Pencahayaan yang cukup akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

Penggunaan pendingin ruangan dapat memperberat gejala yang ditimbulkan oleh computer vision syndrome. Air conditioner mempercepat keringnya permukaan mata dan menyebabkan rasa pedih dan terbakar pada mata. Proses penguapan (evaporasi) air mata berperan dalam hal ini.

Lingkungan kerja yang baik, selain nyaman juga harus dinilai ergonomis bagi kesehatan. Posisi duduk yang ergonomis sangat penting untuk diperhatikan terutama saat bekerja di depan komputer. Kondisi computer vision syndrome akan menjadi lebih parah yang ditandai munculnya nyeri otot. Layar komputer sebaiknya diatur 15 sampai 20 derajat di bawah ketinggian mata. Tinggi papan ketik diatur sejajar dengan ketinggian siku.

Kebiasaan berkedip berpengaruh cukup penting terhadap kondisi yang memperparah computer vision syndrome, yaitu penyakit mata kering (Dry Eye Disease). Jumlah kedipan normal dalam satu menit adalah 15 kali. Penelitian menunjukkan bahwa saat kita fokus melihat gawai, kedipan berkurang hingga 5-7 kali saja per menit. Menurunnya frekuensi berkedip dan ketidaksempurnaan penutupan kelopak mata saat berkedip mempengaruhi tidak stabilnya lapisan air mata akibat proses evaporasi air mata.

Modifikasi gaya hidup merupakan hal yang paling mudah yang bisa kita lakukan di rumah untuk mencegah computer vision syndrome. Salah satunya adalah dengan membatasi durasi bekerja dengan menggunakan gawai mengikuti prinsip 20-20-20 yang bermakna setiap 20 menit bekerja dengan gawai, kita disarankan untuk melihat jauh dengan jarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Penyesuaikan lingkungan kerja ergonomis seperti tinggi layar terhadap mata dan posisi duduk bersandar juga sebaiknya dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Memperbanyak aktivitas di luar ruangan juga memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh dan mata.

Air mata buatan yang sering dikenal sebagai pelumas mata, dapat digunakan untuk mengurangi gejala penyakit mata kering. Bekerja di ruangan yang memiliki udara kering dan hangat juga dapat dipertimbangkan untuk menggunakan alat penambah kelembapan udara. Penggunaan kacamata dengan ukuran tepat akan membantu mengurangi ketegangan mata. Ukuran kacamata dapat disesuaikan dengan kebutuhan penglihatan dekat atau sedang sehingga memperlambat munculnya mata lelah.

Apakah kacamata anti blue-light bermanfaat ? Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kacamata dengan kemampuan menyaring blue-light tidak membantu mengurangi ketegangan mata akibat computer vision syndrome. Bukti klinis mengenai pengaruh blue-light merusak mata juga belum tersedia.

Computer vision syndrome dapat diketahui dengan pasti melalui pemeriksaan mata yang holistik dan komprehensif. Wawancara pemeriksaan terkait keluhan dan gejala sekaligus mencari faktor resiko penyebab maupun yang dapat memperparah computer vision syndrome. Pemeriksaan mata dilanjutkan dengan pemeriksaan tajam penglihatan terbaik dan pemeriksaan fisik mata. Pemeriksaan penunjang terkait penyakit mata kering hingga pemeriksaan penunjang radiologi juga perlu dilakukan sesuai dengan faktor resiko yang ditemukan.****

Sumber: Riaupos.com