PEKANBARU (BabadNews) - Seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Provinsi Riau, memasuki musim penghujan yang disertai dengan angin kencang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Riau kembali mengeluarkan peringatan waspada potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru Irwansyah Nasution menjelaskan, hidrometeorologi mencakup fenomena yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), dan lautan (oseanografi).
‘’Masyarakat harus mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas,’’ ujarnya, Selasa (12/11).
“Dikarenakan perubahan cuaca masih dapat terjadi, untuk itu mari kita selalu menjaga kesehatan. Selain itu dikarenakan musim hujan masih dapat berlangsung maka tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor serta selalu bawa perlengkapan hujan dalam kendaraan,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan BMKG, cuaca di wilayah Riau beberapa hari terakhir masih terpantau adanya hujan pada malam hingga dini hari dengan intensitas sedang. Curah hujan 20 mm hingga 50 mm per hari. Ini terjadi di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kampar, Pelalawan, Bengkalis, Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, dan Kota Pekanbaru.
Sementara itu, hujan dengan intensitas lebat yakni curah hujan lebih dari 50 mm per hari terjadi di wilayah Kampar, Bengkalis, Siak, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, dan Kota Pekanbaru. Selanjutnya untuk kondisi atmosfer secara global maupun sinoptik terkini terpantau bahwa indeks Enso di Nino 3.4 bernilai negatif 0,48. Kondisi ini kurang berpengaruh terhadap peningkatan pola konvektif di wilayah Provinsi Riau.
Untuk Dipole Mode Index (DMI) bernilai negatif 0,7, kondisi ini menunjukkan bahwa suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian Barat. Hal ini dapat memengaruhi aktivitas pembentukan awan konveksi di wilayah Provinsi Riau. Untuk MGO saat ini berada pada fase 8, kondisi ini tidak berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Riau.
Sedangkan untuk pola angin terpantau masih adanya daerah belokan dan pertemuan angin yang mendukung proses pembentukan awan hujan di wilayah Provinsi Riau. Berdasarkan beberapa kondisi atmosfer secara global maupun sinoptik perkiraan cuaca, Rabu (13/11) diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kepulauan Meranti, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Pekanbaru.
Kemudian pada Kamis (14/11), diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kampar, Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu. Jumat (15/11) diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kampar dan Indragiri Hulu .
Sedangkan Sabtu (16/11), hujan dengan intensitas sedang terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu dan Indragiri Hilir. Dilanjutkan Ahad (17/11) hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di bagian wilayah Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kota Dumai.
Untuk suhu udara, diperkirakan berkisar antara 23 hingga 33 derajat celcius. Kelembapan udara berkisar antara 60 hingga 99 persen. Arah angin secara umum dari Barat hingga Utara, dan kecepatan 10 km per jam hingga 30 km per jam.
Cuaca ekstrem saat ini juga terjadi di wilayah Rokan Hulu (Rohul). Terkadang cuaca panas dan hujan deras disertai angin kencang dengan durasi yang tidak berlangsung lama. Hal ini berpotensi terjadinya bencana alam seperti karhutla, banjir, longsor, dan puting beliung di sejumlah desa dan kelurahan tersebar 16 kecamatan se-Rohul.
‘’Kondisi cuaca tidak menentu terjadi, terkadang panas dan hujan deras dengan durasi yang tidak lama baik pagi, siang maupun malam. Kita imbau seluruh masyarakat di Kabupaten Rohul untuk dapat meningkatkan kewaspadaan dini terhadap potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja,’’ ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul H Ridarmanto SIP MIp melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Rohul Boy Arta SIP, Selasa (12/11).
Untuk mengantisipasi dan mengurangi terjadinya risiko bencana alam yang terjadi di wilayah Rohul, lanjutnya BPBD telah mengaktifkan Pos Siaga 1x24 jam dengan menyiagakan tim reaksi cepat (TRC) yang siap turun ke lapangan kapan saja dalam upaya membantu meringankan masyarakat yang memerlukan pertolongan atas bencana alam yang terjadi.
‘’Saat ini kondisi debit volume ketinggian air tiga sungai besar yang ada di Kabupaten Rohul seperti Sungai Batang Lubuh, Sungai Rokan, dan Sungai Batang Sosa tidak ada peningkatan, masih normal. Ini karena curah hujan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir durasinya tidak begitu lama. Misalnya malamnya hujan, besoknya cuaca panas hingga beberapa hari ke depan. Untuk saat ini masih aman,’’ tuturnya.
Boy menjelaskan melihat data potensi daerah yang rawan terjadi banjir di Rohul, sebagia besar terjadi di seluruh kecamatan. Terutama musibah banjir dan tanah longsor di kecamatan yang berada dekat dengan daerah aliran sungai besar. ‘’Untuk kecamatan yang wilayahnya perbukitan rawan terjadi longsor di saat hujan deras yaitu di Kecamatan Rokan IV Koto,’’ jelasnya.
Disinggung apakah Pemkab Rohul telah menetapkan Siaga Bencana Hidrometrologi, Boy menyebutkan, untuk saat ini Rohul masih status Siaga Bencana Karhutla terhitung 20 Maret hingga 30 November mendatang. Namun dalam memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan bencana hidrometrologi, lanjutnya, pemerintah daerah melalui BPBD tengah menyiapkan draf SK Bupati Rohul terkait penetapan Status Siaga Hidrometrologi.
‘’Bila ada terjadi bencana alam seperti banjir, puting beliung, dan longsor, kita imbau masyarakat agar segera melaporkan dan menginformasikan kepada kepala desa setempat atau langsung ke BPBD Rohul. Sehingga dengan gerak cepat penanggulangan yang dilakukan maka dapat mengurangi dampak risiko terhadap musibah alam yang terjadi,’’ tuturnya.(ayi/epp/das)