www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Republik Rakyat Cina Terus Alami Penurunan Jumlah Populasi Selama Tiga Tahun Berturut-turut
Senin, 20 Januari 2025 - 09:58:22 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Republik Rakyat Cina terus mengalami penurunan jumlah populasi selama tiga tahun berturut-turut. Hal ini membahayakan negara dengan populasi terbesar kedua di dunia yang kini menghadapi populasi menua dan kurangnya penduduk usia kerja

Populasi Cina mencapai 1,408 miliar pada akhir tahun 2024, turun 1,39 juta dari tahun sebelumnya. Angka-angka yang diumumkan oleh pemerintah di Beijing mengikuti tren di seluruh dunia, terutama di Asia Timur, di mana Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lain mengalami penurunan angka kelahiran. Tiga tahun lalu, Cina bergabung dengan Jepang dan sebagian besar Eropa Timur di antara negara-negara lain yang jumlah penduduknya menurun.

Alasannya dalam banyak kasus serupa: Meningkatnya biaya hidup menyebabkan kaum muda menunda atau mengesampingkan pernikahan dan kelahiran anak sambil mengejar pendidikan tinggi dan karier. Meskipun masyarakat hidup lebih lama, hal tersebut tidak cukup untuk mengimbangi angka kelahiran baru. Negara-negara seperti Cina yang hanya memperbolehkan sedikit imigrasi adalah negara yang paling berisiko.

Cina telah lama menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, yang mengalami invasi, banjir, dan bencana alam lainnya untuk mempertahankan populasi yang bergantung pada beras di wilayah selatan dan gandum di wilayah utara. Setelah berakhirnya Perang Dunia II dan naiknya Partai Komunis ke tampuk kekuasaan pada 1949, keluarga besar muncul kembali dan jumlah penduduk meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu tiga dekade. Lonjakan ini  bahkan setelah puluhan juta orang meninggal dalam Lompatan Jauh ke Depan (Great Leap Forward) yang berupaya merevolusi pertanian dan industri serta Revolusi Kebudayaan yang menyusul beberapa tahun kemudian.

Setelah berakhirnya Revolusi Kebudayaan dan kematian pemimpin Mao Zedong, para birokrat Komunis mulai khawatir bahwa populasi negara tersebut melebihi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri dan mulai menerapkan “kebijakan satu anak” yang kejam.

Meskipun regulasi tersebut tidak pernah menjadi undang-undang, perempuan harus mengajukan permohonan izin untuk memiliki anak dan pelanggarnya dapat menghadapi aborsi paksa dan prosedur pengendalian kelahiran, denda besar, dan kemungkinan anak mereka akan dicabut nomor identifikasinya, yang secara efektif menjadikan mereka bukan warga negara.


Sumber: Riaumandiri.com




 
Berita Lainnya :
  • Syafruddin Iput Desak Solusi Permanen Atasi Banjir di Kecamatan Bangko
  • Wali Kota Pekanbaru: Pemerintah Siap Dukung Pekanbaru FC dari Fasilitas hingga Anggaran
  • Fenomena Supermoon Beaver 2025, Paling Terang Sepanjang Tahun, Terjadi 5 November
  • Harga Cabai, Ayam, dan Telur Naik, Inflasi Riau Hampir 5 Persen
  • Pelaku Pencabulan di Pelalawan Ditangkap Setelah Buron, Korban Ternyata Keponakan Sendiri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers