PEKANBARU (BabadNews) – Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) kembali menerapkan metode pengajaran inovatif dengan prinsip "mendidik sebelum mengajar." Langkah ini bertujuan agar lulusan tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter dan etika yang baik.

"Kami ingin mahasiswa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki etika dan etitut yang baik. Jika hanya mencetak sarjana yang cerdas tetapi tidak berkarakter, maka kami gagal sebagai pendidik," ujar Wakil Dekan I Fakultas Pertanian UIR, Dr. Edy Sabli, M.Si., kepada Goriau.com pada Kamis (6/2/2025).

Namun, penerapan metode ini memiliki tantangan, salah satunya adalah potensi penurunan nilai akademik mahasiswa yang dapat berpengaruh terhadap akreditasi fakultas. Dalam sistem baru ini, Fakultas Pertanian UIR menerapkan aturan ketat dalam ujian.

"Dalam ujian tengah semester dan ujian akhir, mahasiswa yang terlambat lebih dari 15 menit akan langsung diberikan nilai E. Begitu juga jika ketahuan menyontek, baik dengan teman maupun menggunakan handphone, mereka akan mendapat nilai E," jelas Edy Sabli.

Meski berisiko menurunkan akreditasi, fakultas tetap berkomitmen menjalankan metode ini demi mencetak lulusan yang lebih disiplin dan jujur.

"Metode ini sebenarnya bukan hal baru, tetapi kami menghidupkannya kembali dengan segala konsekuensinya. Jika tidak ada keberanian untuk memulai, kapan lagi? Semua pimpinan fakultas juga mendukung langkah ini," tambahnya.

Dengan akreditasi A yang telah diraih, Edy Sabli menegaskan bahwa Fakultas Pertanian UIR tidak hanya mengejar pengakuan akademik, tetapi juga pembentukan karakter mahasiswa.

"Kami berharap dunia pendidikan di Riau juga berani keluar dari zona nyaman dan mengambil risiko demi mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika," pungkasnya. ***

Sumber: Goriau.com