PEKANBARU (BabadNews) – Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai mengancam Riau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau mendapatkan laporan bahwa saat ini sudah terjadi karhutla di lima daerah yakni di Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir (Inhil), Siak, dan Dumai.
“Awal Februari 2025 terpantau karhutla di lima daerah itu (Bengkalis, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, Siak, dan Dumai, red). Terbaru kebakaran tinggal di Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Indragiri Hilir,” ujar Kepala BPBD Damkar Riau, M Edy Afrizal kepada Riau Pos, Selasa (11/2).
Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan laporan yang pihaknya terima saat ini di daerah pesisir Riau sudah memasuki musim kemarau sehingga potensi akan terjadinya karhutla sangat mungkin terjadi. “Di daerah pesisir Riau seperti Dumai, Bengkalis, dan Meranti laporannya sudah sempat ada karhutla, namun masih skala kecil dan bisa langsung diatasi. Ini juga menjadi kewaspadaan bagi kami,” ujarnya.
Jika intensitas curah hujan terus menurun dan karhutla yang terjadi meluas, maka pihaknya juga akan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait. “Kalau Karhutla terus meluas, maka kami juga akan segera bahas untuk penetapan Siaga Karhutla. Karena biasanya penetapan Siaga Karhutla dilakukan pada Februari atau Maret,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. “Masyarakat kami imbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena hal tersebut dapat menyebabkan Karhutla,” tuturnya.
Titik Api Tanjung Peranap Sirna
Kebakaran di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti memasuki proses pendinginan oleh satgas gabungan. Sekretaris BPBD Kepulauan Meranti Eko Setiawan mengatakan tim berjibaku di lokasi kejadian sejak api terpantau di Dusun Parit Senin, sejak Sabtu (8/2) lalu.
Tim yang terdiri dari BPBD, Polsek Tebingtinggi Barat, TNI, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta warga setempat terus bekerja keras memastikan tidak ada titik api yang tersisa. Namun, sulitnya mendapatkan sumber air menjadi kendala utama dalam proses pemadaman dan pendinginan.
“Jika memang situasi cuaca membaik besok (hari ini, red) atau lusa, maka satgas sudah bisa kembali. Soalnya saat ini pendinginan masih berlangsung. Api sudah padam, tetapi masih ada titik asap karena lahan gambut menyimpan bara di dalamnya,” terangnya, Selasa (11/2).
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Kurnia Setyawan SH SIK melalui Kapolsek Tebingtinggi Barat Iptu Iskandar Nopianto menambahkan, kebakaran pertama kali diketahui Sabtu (8/2) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, Bhabinkamtibmas menerima laporan dari warga Desa Tanjung Peranap yang melihat kobaran api di lahan tersebut.
“Begitu menerima laporan, Bhabinkamtibmas bersama perangkat desa langsung menuju lokasi dengan membawa peralatan pemadaman. Selanjutnya, tim dari kepolisian, MPA, dan masyarakat segera melakukan upaya pemadaman,” jelasnya.
Saat ini, tim juga telah membuat sekat bakar di area terdampak untuk mencegah api merembat ke lokasi lain. Meski pemadaman sudah hampir selesai, tim tetap waspada agar tidak ada titik api yang kembali menyala.
Dengan kondisi cuaca yang panas dan minimnya sumber air, kebakaran lahan gambut di Meranti menjadi tantangan besar. Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, guna mencegah kebakaran yang lebih luas di masa mendatang.
Pendinginan di Sungai Alam
Tim satgas yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan Damkar Kabupaten Bengkalis juga melakukan pendinginan di lokasi kebakaran lahan gambut Jalan Lintas Sungai alam-Selat Baru, Desa Sungai Alam, Kecamatan Bengkalis yang muncul sejak Senin (10/2) siang.
Selasa (11/2), lokasi kebakaran sudah tidak menimbulkan asap maupun api. Namun ancaman api balak berkobar sangat besar, ini dikarenakan potensi kemarau dan angin kencang bakal menimbulkan api bakal menyala lagi.
Makanya untuk mengatasi itu, petugas satgas gabungan masih di lokasi kebakaran untuk mendeteksi api yang masih berada di dalam gambut agar tidak muncul kembali. “Ya, kita terpaksa mendeteksi apinya dengan cara menggali lahan gambut yang baru terbakar. Jika tidak potensi api muncul kembali sangat besar,” ujar Kapolsek Bengkalis, AKP Faisal, Selasa (11/2).
Ia menyebutkan, kebakaran ini muncul Senin (3/2) lalu dan sempat dipadamkan. Namun setelah itu, tim gabungan terus melakukan inspeksi ke lokasi dengan menggali lahan yang terbakar.
Saat dilakukan pendinginan selama satu pekan, pada Senin (10/2) api kembali muncul dan dengan cepat menyebar.
“Dengan cepat api merambat dan tak mampu dibendung oleh petugas. Makanya saat ini kita kembali melakukan pendinginan di lokasi yang baru terbakar,” ujarnya.
Terkait kendala di lapangan, Kapolsek menyebutkan, hanya tiupan angin kencang karena dalam sekejap api melahap lahan gambut seluar belasan hektare tersebut. Sedangkan untuk sumber air masih aman dan petugas menggunakan mesin robin dan juga tabung air yang dipompakan di titik kebakaran.
“Ya, ini wajib kami lakukan. Kalau tidak api akan timbul lagi. Karena kebakaran di lahan gambut ini sepertinya sudah padam, ternyata di bagian dalam tanah, apinya masih membara. Seperti api dalam sekam,” ucapnya.(sol/wir/ksm)