www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Berikut Jenis-jenis Obat yang Berpotensi Rusak Ginjal
Selasa, 18 Februari 2025 - 08:35:24 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews) - Tidak semua obat aman bagi tubuh jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis. Beberapa jenis obat tertentu dapat memberikan efek samping yang serius, terutama pada organ vital seperti ginjal. Lalu, apa saja jenis obat yang merusak ginjal?

Ginjal berperan dalam menyaring zat-zat sisa dari darah, termasuk obat-obatan yang dikonsumsi. Jika penggunaan obat tidak sesuai dengan dosis atau aturan yang dianjurkan, maka risiko obat merusak ginjal akan meningkat.

Menurut National Kidney Foundation, setiap obat yang masuk ke dalam tubuh akan melalui proses filtrasi di ginjal. Jika obat itu dikonsumsi secara berlebihan, tidak sesuai anjuran dokter, atau termasuk dalam kategori zat ilegal, ginjal dapat mengalami kerusakan akibat kerja yang terlalu berat dalam menyaring zat-zat tersebut.

Berikut ini jenis-jenis obat yang berpotensi merusak ginjal yang dihimpun dari berbagai sumber, Senin (17/2/2025):

1. Obat pereda nyeri (NSAID)

Obat pereda nyeri dari golongan non-steroidal antiinflammatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen, dapat meningkatkan risiko nefropati atau kerusakan ginjal kronis. Menurut Healthline, NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan menghambat aliran darah ke ginjal, sehingga memperberat kinerjanya.

Penggunaan obat pereda nyeri harus mengikuti anjuran dokter dan tidak boleh dikonsumsi lebih dari 10 hari berturut-turut untuk nyeri, atau lebih dari tiga hari untuk mengatasi demam. Jika dikonsumsi secara terus-menerus tanpa kontrol, NSAID bisa menjadi obat merusak ginjal yang berbahaya bagi kesehatan.

2. Antidepresan dan mood stabilizer

Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan, seperti fluoxetine (Prozac) dan lithium yang biasa diresepkan untuk pasien bipolar, juga memiliki efek samping terhadap ginjal. Penggunaan lithium dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena meningkatkan pelepasan mioglobin ke dalam darah.

Mioglobin kemudian harus disaring oleh ginjal, dan jika jumlahnya terlalu tinggi, ginjal akan bekerja lebih keras hingga akhirnya mengalami kerusakan. Oleh karena itu, pasien yang menjalani terapi dengan obat-obatan ini harus rutin memeriksakan kesehatan ginjal mereka.

3. Obat tekanan darah

Obat tekanan darah seperti benazepril dan enalapril sering digunakan untuk mengendalikan hipertensi dan mengurangi risiko strok. Namun, penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat memengaruhi keseimbangan fungsi ginjal.

Perubahan struktur pembuluh darah akibat penggunaan obat hipertensi dapat berdampak pada proses penyaringan di ginjal, sehingga meningkatkan risiko gangguan ginjal kronis.

4. Antibiotik

Antibiotik sering kali dikonsumsi secara bebas tanpa resep dokter, padahal penggunaannya yang tidak tepat dapat berisiko merusak ginjal. Beberapa jenis antibiotik dapat membentuk kristal di dalam ginjal yang menghambat aliran urine, sementara sebagian orang bisa mengalami reaksi alergi terhadap antibiotik yang memicu peradangan ginjal.

Risiko ini semakin besar jika antibiotik dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang tanpa kontrol medis. Oleh karena itu, antibiotik sebaiknya hanya digunakan sesuai petunjuk dokter agar tidak menjadi obat merusak ginjal yang membahayakan kesehatan.

5. Obat asam lambung

Obat golongan proton pump inhibitors (PPI), seperti omeprazole dan lansoprazole, digunakan untuk mengatasi gangguan asam lambung. Meski sering diresepkan, konsumsi PPI dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko nefritis interstisial akut, yaitu kondisi peradangan ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal kronis.

Pasien yang mengonsumsi obat asam lambung dalam waktu lama perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari dampak buruk terhadap kesehatan ginjal.

Beberapa jenis obat memiliki efek samping yang berbahaya bagi ginjal jika dikonsumsi sembarangan dan tanpa pengawasan medis. Untuk mencegah kerusakan ginjal, penting selalu mengonsumsi obat sesuai resep dokter, memperhatikan dosis yang dianjurkan, serta tidak menggunakan obat dalam jangka panjang tanpa pengawasan. Dengan memahami dampak negatifnya, Anda dapat lebih waspada dalam menggunakan obat merusak ginjal dan menjaga kesehatan ginjal agar tetap optimal.

Sumber: Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • Syafruddin Iput Desak Solusi Permanen Atasi Banjir di Kecamatan Bangko
  • Wali Kota Pekanbaru: Pemerintah Siap Dukung Pekanbaru FC dari Fasilitas hingga Anggaran
  • Fenomena Supermoon Beaver 2025, Paling Terang Sepanjang Tahun, Terjadi 5 November
  • Harga Cabai, Ayam, dan Telur Naik, Inflasi Riau Hampir 5 Persen
  • Pelaku Pencabulan di Pelalawan Ditangkap Setelah Buron, Korban Ternyata Keponakan Sendiri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
    10 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers