PEKANBARU (BabadNews) – Bencana hidrometeorologi yang melanda Provinsi Riau sejak awal 2025 kini menunjukkan tren penurunan. Jika pada Januari hingga Februari tercatat 88 kejadian, maka jumlahnya menurun menjadi 28 kasus pada Maret 2025.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Damkar Riau, Edy Afrizal menyebutkan, penurunan ini merupakan hasil dari kerja sama berbagai pihak, baik pemerintah daerah dan pusat, perusahaan swasta, hingga relawan yang berperan dalam upaya penanggulangan bencana.

"Bencana alam memang tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa meminimalisir dampaknya dengan langkah antisipasi yang lebih awal agar tidak menimbulkan efek serius bagi masyarakat," ujarnya kepada GoRiau.com, Senin (17/3/2025).

Ia menegaskan bahwa koordinasi antara pemerintah dan stakeholder terkait menjadi kunci utama dalam mitigasi bencana. Upaya pencegahan yang dilakukan sejak dini terbukti mampu menekan jumlah kejadian serta dampak yang ditimbulkan.

BPBD Riau juga mengimbau semua pihak, termasuk masyarakat, untuk terus bersinergi dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

"Peran aktif semua elemen sangat dibutuhkan agar Provinsi Riau bisa lebih efektif dalam meminimalisir dampak bencana," tambahnya.

Bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi di Riau meliputi banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Oleh karena itu, pemerintah bersama stakeholder akan terus meningkatkan upaya mitigasi guna mengurangi risiko dan dampak dari bencana alam ini.

"Kami berharap ke depan, kesiapsiagaan dan sinergi antar semua pihak semakin ditingkatkan sehingga masyarakat tidak terlalu terdampak oleh bencana yang terjadi," pungkas Edy Afrizal.***

Sumber: Goriau.com